Rabu, 08 Juni 2011

Keruntuhan dan Kebangkitan Umat Muslim


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Lebih kurang 1350 tahun yang lalu, ketika dunia penuh dengan pegunun kekufuran, kegelapan, kebodohan, dan kejahilan, dari balik pegunungan Makkah memancarkan nur hidayah yang cahayanya menembus daerah Timur, Barat, Utara dan Selatan. Seluruh penjuru dunia mendapat nur hidayah tersebut. Hanya dalam waktu singkat, yaitu selama 23 tahun, Nabi Muhammad SAW. dapat membuat perubahan diseluruh alam. Seluruh dunia takluk dengan cahaya hidayah yang membawa perubahan serta kemenangan bagi kaum muslimin. Dengan cahaya hidayah tersebut, selama berabad-abad, seluruh dunia berada dibawah pemerintahan dan kekuasaan orang-orang Islam. Setiap bentuk penentangan dihancurkan sampai keakar-akarnya. Peristiwa tersebut merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri kebenarannya. Tetapi beberapa lama kemudian, keadaan tersebut berubah menjadi sebaliknya. Walaupun kini diceritakan berkali-kali tentang kejayaan orang Islam terdahulu, cerita tersebut tidak ada gunanya. Kenyataan pada saat ini kaum muslimin telah jauh dari kehidupan yang Islami.
Dari sejarah kehidupan kaum muslimin selama 13 abad yang silam dapat kita ketahui bahwa umat Islam memiliki kemuliaan, keagungan, keberanian, kehebatan, dan kekuatan. Akan tetapi, jika kita beralih dari kisah-kisah tersebut kemudian melihat keadaan pada saat ini, kita berada dalam keadaan yang sangat rendah dan hina, penuh kesengsaraan, tidak amanah, dan tidak mempunyai kekuasaan maupun kekuatan. Pada saat ini, umat Islam telah kehilangan rasa kasih sayang, tidak memiliki adab yang baik, apalagi berakhlak muliah. Ringkasnya, sulit untuk menemukan sifat-sifat keshalehan pada diri umat Islam, bahkan kita telah tenggelam dalam keburukan dan dosa. Anehnya, kita semua merasa tenang dalam keadaan seperti ini dan tidak ada beban kerisauan melihat semua keadaan ini.
          Tidak cukup sampai disitu, para pemuda muslim telah mempermainkan agama dan menentang setiap nasehat dan anjuran yang ditujukan kepada mereka, bahkan syariat yang suci ini tidak mampu diamalkannya. Mereka bertindak gegabah dan berbuat sia-sia. Sehingga sungguh mengherankan, bahwa orang-orang sudah kenyang dengan keduniaan, mengapa mereka masih haus? Dan orang yang pernah diajarkan adab dan kebudayaan, justru sekarang mengapa tidak beradab dan berbudaya? Para ulama dan da’i pun telah jauh dari memikirkan hal ini, dan mencoba dengan berbagai cara untuk memperbaiki keadaan ini, akan tetapi penyakitnya malah semakin parah jika diobati.
          Sekarang, apabila keadaan sudah semakin buruk, dan masa yang akan datang akan lebih buruk lagi, juga kegelapan pun sudah mulai merajalela, tetapi kita hanya berdiam diri dan tidak berusaha mencegahnya. Hal ini merupakan suatu kesalahan besar. Sangat penting bagi kita untuk memulai melangkah dan memikirkan apa penyebab kehinaan dan keburukan yang telah dewasa ini. Usaha untuk memperbaiki keruntuhan dan kegagalan kita telah banyak diucapkan, dan untuk penyelesaiannya sudah banyak jalan yang ditempuh, namun keadaan kita tetap seperti ini.
          Sebenarnya, sampai sekarang pun belum diketahui dengan pasti penyakit apa yang diderita umat ini. Apa yang diperbincangkan atau yang terjadi selama ini bukanlah sembarangan penyakit, bahkan penyakit yang sudah sangat berbahaya. Dikarenakan pengobatannya bukan kepada penyakit yang pokok, maka penyakit tersebut sebenarnya belum diobati. Penyakit yang sangat berbahaya ini tidak mungkin disembuhkan, sebelum diketahui dengan benar sumber penyakit yang melanda umat ini, dan mesti diobati dengan obat yang tepat pula. Cara penyembuhan yang asal-asalan adalah suatu kesalahan yang sangat besar.
          Kita semua mengetahui bahwa syariat Islam adalah aturan yang sempurnah dari Allah SWT. yang menjadi sebab kebahagiaan dunia dan akhirat, serta sebagai jaminan pada hari kiamat nanti. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk mencari-cari gejala penyakit ini lalu mulai mengobati penyakit tersbut dengan cara kita sendiri. Bahkan sangat penting bagi kita untuk mengetahui penyebab penyakit ini di dalam Al Qur’an, karena dengan mengetahui cara pengobatannya berdasarkan nur hidayah, tentunya penyakit ini akan sembuh.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sebab-sebab Kelalaian Kita
Kelalaian kita dari kewajiban yang sangat penting ini, dapat diketahui dari berbagai alasan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Alasan Pertama : Kedua: Kadangkala kita berpendapat bahwa jika kita memiliki iman yang kuat, maka kesesatan orang-orang lain tidak akan menyesatkan kita, sebagaimana dinyatakan dalam ayat yang artinya :
Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu Telah mendapat petunjuk. (Al-Maidah: 105).
Maksud yang sebenarnya adalah, meskipun Nabi saw. seorang manusia yang telah mencapai kemajuan dan kesempurnaan, tetaplah penting adanya orang-orang yang mengingatkan orang-orang yang telah meninggalkan jalan yang lurus . ayat ini sebagai penghibur kaum mukminin yang berada diatas jalan yang lurus.
          Para ulama muhaqqiqin juga menyetujui makna seperti itu. Imam Nawawi ra. menuliskan dalam syarah Muslim mengenai pendapat para ulama muhaqqiqin yang menyatakan bahwa makna ayat diatas adalah, jika adalah, jika kalian telah menunaikan apa yang diperintahkan kepadamu, maka kejahatan orang-orang yang menolak kalian tidak akan mempengaruhi kalian.
          Diantara seluruh perintah tersebut , salah satu diantaranya adalah amar ma’ruf nahi mungkar. Apabila sesorang telah melaksanakan tugas ini, maka ia telah menunaikan kewajibannya, dan tidak menjadi tanggungjawabnya jika orang lain tidak mau menerimanya. Wallahu a’lam.
Alasan Kedua : Masyarakat awam, cendikiawan, alim ulama, dan orang-orang jahil, semuanya telah berputus asa dalam melaksanakan usaha ishlah (memperbaiki) diri. Mereka meyakini bahwa pada zaman seperti ini sangat sulit untuk mencapai kejayaan Islam dan menemukan jalan keluar dari keruntuhannya. Jika ada seseorang yang menunjukkan cara melakukan perbaikan, mereka akan menjawab, “Bagaimana mungkin Islam akan maju jika tidak memiliki kekuasaan, kekuatan politik, pemerintahan, ekonomi, senjata, organisasi, kekuatan tangan, dan kesatuan?"
          Terutama ahli-ahli agama, mereka berpendapat bahwa 14 abad telah berlalu dari masa kenabian, masa yang sangat lamah, sehingga Islam dan keadaan kaum muslimin sudah mengalami keruntuhan. Berusaha keras untuk memperbaikinya merupakan perbuatan yang sia-sia. Memang benar bahwa kita telah jauh dari cahaya nubuwah. Akan tetapi, bukan berarti bahwa kita tidak perlu berusaha dan bersungguh-sungguh untuk menjaga agama yang dibawah oleh nabi Muhammad saw. ini. Seandainya orang-orang terdahulu juga berpikiran seperti itu dan tidah berusaha dan bersusah payah untuk menghidupkan agama, maka Islam tidak akan sampai kepada kita. Banyak yang beranggapan bahwa usaha menghidupkan agama sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan zaman. Justru sebaliknya, kita hendaknya berusaha dengan sungguh-sungguh agar usaha agama dapat dihidupkan kembali, yaitu dengan menjalankan kerja dakwa ini.
          Suatu hal yang sangat mengherangkan ialah agama yang seharusnya diamalkan dan diusahakan, sekarang sudah ditinggalkan sama sekali. Padahal hampir seluruh ayat Al Qur’an dan hadits telah memberi pelajaran agar kaum muslimin bersungguh-sungguh berusaha menegakkan agama ini.
Alasan Ketiga : Seringkali kita berpendapat bahwa karena kita belum memiliki sifat-sifat yang baik dan kita merasa bukan ahlinya, maka tidak selayaknya kita menasehati orang lain. Ini merupakan pendapat yang salah.
Alasan Keempat : Jika kita memperkenalkan usaha dakwah ini kepada orang-orang, mereka akan memandang buruk, menggertak, bahkan menghina dan merendahkan kita. Kita hendaknya mengetahui bahwa ini adalah kerja para Nabi. Mereka mengalami penderitaan ketika mengajarkannya, dan itulah keistimewaan kerja Nabi. Para Nabi justru mengalami penderitaan yang sangat berat, tetapi mereka menghadapi dengan sabar.

B.     Sifat-sifat yang Seharusnya di Miliki Oleh Umat Islam
1.      Sifat-sifat orang yang beruntung
Manusia akan berada dalam kerugian dan kebinasaan kecuali, mereka yang menunjukkan empat sifat :
a.       Beriman, Yaitu mengenal Allah, Mengenal Nabi-nabi dan mengenal agama Islam.
b.      Amal shalih, Seperti Shalat, zakat, puasa, jujur, dan berbakti kepada ibu bapak.
c.       Saling menasehati untuk menepati kebenaran, yaitu mengajak beriman, beramal saleh, dan memberikan dorongan kepada hal tersebut.
d.      Saling menasehati dalam kesabaran, yaitu sabar dalam melakukan ketaatan dan sabar ketika ditimpa berbagai musibah
2.      Akhlak Mulia
Berakhlak dengan akhlak yang disyariatkan bagi setiap muslim, seperti :
a.       Jujur
b.      Bertanggung jawab
c.       Menjaga kesucian
d.      Malu
e.       Berani
f.       Dermawan
g.      Menepati janji
h.      Menjauhi seluruh yang diharamkan Allah
i.        Berlaku baik dengan para tetangga
j.        Membantu orang-orang yang memerlukan bantuan.
Dan akhlak-akhlak lainyya yang dijelaskan dalam Alqur’an dan As-sunnah sebagai akhlak yang disyariatkan.
3.      Ikhlas
Ikhlas adalah semata karena ALLAH. [Abu Nashr Samarqandi]. Dimisalkan sperti seorang yng berniat lari dari serangan binatang buas dan tiada yang menakutkannya selain binatang buas tersebut. Niatnya murni tanpa campuran lainnya. [Al-Ghazali]. Orang ihklas itu menyembunyikan kebaikannya, sebagaimana ia menyembunyikan kejelekannya. Dan salah satu tanda ikhlas ialah, beramal tidak ingin dipuji oleh oran lain. [Abu Laits Samarqandi].
1)      Keutamaan Ikhlas
a)      Pahala dilipatgandakan, walaupun sedikit. [An-Nisa’:40].
b)      Allah hanya menerima amalan yng ikhlas. [Abu Laits Samarqandi].
c)      Dapat berjumpa dengan Allah. [Al-Kahfi:10].
d)     Ikhlas adalah zuhud di dunia. [Abu Laits Samarqandi].
e)      Allah akan menjadikan diamnya sebagai tafakur dan bicaranya sebagai dzikir. [Abu Laits Samarqandi].
f)       Amalan yang ikhlas, dapat menjadikan tawasul doa. [Bukhari, Muslim].

C.    Bahaya Riya dan Sum’ah
Riya adalah berbuat ingin dilihat orang lain, Sum’ah adalah berbuat ingin kemasyhuran. [Abu Laits Samarqandi].
- Riya adalah syirik. [Al-Mukmin:65].
- Allah akan berlepas diri dari perbuatan yang tidak ikhlas. [Al-An’am:78].
- Orang riya beribadah dijanjikan neraka Wail oleh Allah [Al-Ma’uun:4].

“Akan dituntut kepada orang yang riya; ”Pergilah kepada orang yang kamu beramal karenanya ketika di dunia. Lohatlah apakah kamu mendapatkan ganjaran dari mereka?” [Abu Nashr Samarqandi].
- Amalan orang ikhlas akan ditulis dalam ‘illiyyin’. Dan amalan orang yang tidak ikhlas ditulis dalam ‘Sijjin’. [Abu Nashr Samarqandi].
- Ada sebagian amalan yang lebiih baik dilakukan sembunyi-sembunyi, sehingga selamat dari riya. [Ali Imran:29].
- Orang riya memiliki empat tanda :
1)             Malas jika sendirian
2)             Rajin jika dengan orang lain
3)             Meningkatkan amalan jika dipuji
4)             Mengurangi amalan jika dicela
[Ali bin Abi Thalib ra.].
- Jika Allah menghendaki kehancuran seseorang, Allah akan menyiksanya dengan tiga hal :
1)             Allah memberinya ilmu, tetapi tidak diamalkan.
2)             Memberinya kesempatan bergaul dengan orang-orang shaleh, tetapi ia                                                          tidak memahami hak-hak mereka.
3)             Memberinya kesempatan beramal shaleh, tetapi tidak ikhlas mengamalkannya. [Hamid Al-lafaf].
- Orang riya akan dipanggil pada hari kiamat dengan empat panggilan :
1)      Hai orang kafir!
2)      Hai orang jahat!
3)      Hai penipu!
4)      Hai orang yang rugi
[Abu Nashr Samarqandi].
a.       Jangan riya sebelum dan ketika beramal. Setelah beramal, perbanyaklah istighfar, khawatir masih ada riya. [Abu Bakar Al-Washiti].
b.      Perkataan yang baik dan memberi maaf itu lebih baik daripada sedekah yang diiringi menyakiti perasaan penerimanya. [Al-Baqoroh:263]

D.    Adab-adab Islamiyah
Beradab dengan adab-adab Islamiyah antara lain :
a.       Mengucapkan salam.
b.      Berseri-seri.
c.       Makan dan minum dengan tangan kanan.
d.      Membaca basmalah (Bismillah) disaat mulai (makan/minum).
e.       Membaca Hamdalah (al Hamdulillah) disaat selesai (makan/minum).
f.       Mengucapkan "al Hamdulillah" setelah bersin.
g.      Menjawab orang yang bersin, jika ia mengucapkan al Hamdulillah, dengan mengucapkan padanya "Yarhamukallah", 'Semoga Allah merahmati anda'.
h.      Memperhatikan adab-adab yang disyaratkan pada saat:
1)      Masuk dan keluar masjid.
2)      Masuk dan keluar rumah.
3)      Bepergian/dalam perjalanan.
4)      Dengan kedua orang tua.
5)      Dengan para kerabat dan para tetangga.
6)      Dengan orang-orang yang lebih tua.
7)      Dengan para kerabat dan para tetangga.
8)      Dengan orang yang lebih tua.
9)      Dengan orang yang lebih muda.
10)  Mengucapkan selamat kepada orang yang mendapat kelahiran anak.
11)  Mengucapkan selamat, mendoakan keberkahan kepada orang yang menikah.
12)  Mengucapkan Ta'ziyah (hiburan, berbelasungkawa) terhadap orang yang mendapat musibah.
13)  Disaat berpakaian, membuka pakaian dan dalam beralas kaki.

E.     Waspada Terhadap syirik dan Maksiat
Diantara bentuk-bentuk maksiat yang harus diwaspadai ialah:
a.       Tujuh perbuatan dosa yang membinasakan, yaitu:
1)      Berbuat syirik.
2)      Melakukan sihir.
3)      Membunuh jiwa yang diharamkan Allah, kecuali dengan kebenaran.
4)      Memakan riba'.
5)      Memakan harta anak yatim.
6)      Lari dari medan perang.
7)      Menuduh wanita mu'minah yang suci, berbuat zina.
b.      Durhaka terhadap kedua orang tua.
c.       Memutuskan hubungan silaturrahmi dengan para kerabat.
d.      Menjadi saksi palsu.
e.       Mengucapkan sumpah dusta.
f.       Mengganggu/menyakiti tetangga.
g.      Berbuat zhalim terhadap sesame manusia, dalam hal darah, harta dan kehormatan/nama baik mereka.
h.      Minum-minuman yang memabukkan.
i.        Berjudi.
j.        Berghibah/mengunjing (menyebut aib orang lain, sedang ia tidak hadir).
k.      Mengadu domba (menyebarkan permusuhan).

F.     Pembagian Syirik
Syirik terbagi tiga, yatiu:
1)      Syirik Akbar (besar).
2)      Syirik Ashghar (kecil).
3)      Syirik Khafi (tersembunyi)

1.      Syirik Akbar (besar).
Syirik Akbar, berakibat runtuhnya seluruh amal dan kekal di neraka (bagi orang yang mati padanya). Qs. Al anam: 88. at Taubah: 17.
Orang yang mati sedang ia masih melakukan Syirik Akbar ini, ia tidak akan diampuni, haram baginya syurga. Qs. An Nisa:48, al Maidah:72.
Diantara bentuk-bentuk Syirik Akbar ini ialah: berdoa kepada orang-orang mati, kepada berhala-berhala, memohon pertolongan dari mereka, bernadzar untuk mereka, menyembelih untuk mereka dan sebagainya.
2.      Syirik Ashghar (kecil).
Syirik Ashghar, ialah perbuatan yang ditetapkan oleh nash-nash al quran dan as Sunnah, dengan menyebutnya sebagai Syirik, akan tetapi tidak termasuk Syirik Akbar. Seperti: Riya' dalam beramal, bersumpah dengan selain Allah, ucapan: "Masya Allah wa sya-a Fulan" (apa yang dikehendaki oleh Allah dan dikehendaki oleh si Fulan) dan sebagainya.
3.      Syirik Khafi (tersembunyi)
Syirik Khafiy, Dalilnya adalah sabda Nabi :
"Maukah kamu aku beritahukan apa yang paling aku takutkan (menimpa) kamu, lebih dari (takutku atasmu) terhadap al Masih Addajjal?". Mereka (para shahabat) menjawab: "Iya, wahai Rasulallah". Beliau bersabda: "Yaitu syirik Khafiy (syirik yang tersembunyi), bahwa seseorang berdiri, lalu shalat, kemudian ia membaguskan shalatnya, karena ia melihat ada orang yang sedang memperhatikannya". (HR. Ahmad)

Syirik dapat juga dibagi dua saja, Syirik Akbar dan Syirik Ashghar. Sedang Syirik Khafiy, dapat masuk pada kedua Syirik tersebut.
Syirik Khafiy dapat masuk pada syirik akbar, seperti: syirik orang-orang munafik, karena mereka menyembunyikan akidah-akidah mereka yang bathil, dan menampakkan keIslaman mereka atas dasar Riya' dan takut akan (kemaslahatan) diri mereka.
Dan syirik Khafiy masuk pada syirik Ashghar, seperti: Riya', sebagaimana (yang telah dijelaskan) dalam hadits diatas.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1)      Tujuan diciptakan dunia adalah untuk mentahuidkan Allah swt. dan mewujudkannya diseluruh alam.
2)      Syariat Islam adalah aturan yang sempurnah dari Allah SWT. yang menjadi sebab kebahagiaan dunia dan akhirat, serta sebagai jaminan pada hari kiamat nanti.
3)      Imam Ghazali ra., beliau berkata, “tidak diragukan lagi bahwa amar ma’ruf nahi mungkar adalah sebuah sendi agama yang sangat penting sari kesempurnaan agama.
4)      Menurut makna asalnya, jihad adalah perjuangan dan berperang melawan orang-orang kafir, tetapi maksud jihad yang sebenarnya adalah untuk meninggikan kalimat Allah swt. demi tegaknya hukum-hukum Allah.
5)      Orang Islam pada masa  lalu memahami bahwa kehormatan mereka terletak dalam pengorbanan harta dan jiwa demi menyebarkan agama Islam dan Li i’lai kalimatullah (untuk meninggikan Kalimah Allah).

B.     Saran
1)      Sebagai generasi muda muslim, janganlah kita mempermainkan agama dan menentang setiap nasehat dan anjuran  yang ditujukan kepada kita.
2)      Sebagai seama muslim, untuk tegaknya agama marilah kita mengamalkan amar ma’ruf nahi mungkar.
3)      Gunakanlah waktu luang dengan mengingat Allah atau berdzikir, janganlah kita menggunakan waktu luang terebut berbat yang sia-sia yang tidak diridhohi oleh Allah swt.

DAFTAR  PUSTAKA

Zakariyah, Maulana Muhammad dan Alkandahlawi, 2003. Himpunan Fadhilah Amal, Yogyakarta: Ash-Shaff
Aziz, Abdul, 1424H. Tauhid Direktorat Percetakan dan Penerbitan, Departemen Agama Studi Arabiyah
Abdurrahman, Ahmad, Petunjuk Sunnah dan Adab Sehari-hari, Cirebon:Pustaka Nabani

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar yea :

SMS Gratis

Cara Buat Widget Ini