Rabu, 18 Mei 2011

Gizi dan Pangan II


BAB I
PENDAHULUAN
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan melalui pelayanan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifactor, oleh karena pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai factor terkait (Supriasa, 2001).
Masalah gizi disebabkan oleh 2 faktor utama yaitu asupan gizi yang rendah dan penyakit infeksi. Asupan gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, selain itu asupan gizi juga bisa diSebabkan oleh pola asuh yang tidak tepat sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang rendah akibatnya anak akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Factor lain yang juga sangat berpengaruh adalah lingkungan dan pelayanan kesehatan (Rachmi Untoro, 2004).
Keadaan gizi Seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang lama. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi berupa penyakit defisiensi, misalnya penyakit beri-beri karena kekurangan vitamin B1 ataupun kebutaan karena kekurangan vitamin A. Konsumsi suatu zat gizi yang berlebihan juga dapat membahayakan kesehatan misalnya kosumsi energi dan protein yang berlebihan akan menimbulkan kegemukan sehingga tubuh lebih rentan terhadap penyakit berupa kelainan kardiovaskuler. Karena itu untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal mutlak diperlukan sejumlah zat gizi yang harus didapatkan dari makanan dalam jumlah yang sesuai dengan yang dianjurkan setiap harinya (Karyadi dan Muhilal, 1992).
Adanya pola konsumsi makan yang kurang baik akan mengakibatkan gangguan pada tubuh yang menyebabkan tubuh kurang gizi sehingga dapat menyebabkan timbulnya gangguan fungsional yaitu: menurunnya kecerdasan, menurunnya produktivitas kerja, naiknya frekuensi terkena penyakit dan meningkatnya kesakitan dan kematian.

BAB II
PEMBAHASAN
Untuk kelangsungan hidupnya manusia memerlukan kebutuhan yang asasi yang sering disebut kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia ini dapat berbeda satu dengan yang lainnya bergantung pada tingkat peradaban manusia. Setiap manusia memerlukan bahan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Dengan menggunakan bahan makanan, manusia membangun sel sel tubuhnya dan menjaganya agar tetap sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya. Makanan adalah bahan bakar yang menyebabkan dapat bekerjanya mesin tubuh manusia. Bahan makanan pada umumnya terdiri atas zat zat kimia, baik yang terbentuk secara alami maupun secara  sintetis dalam berbagai bentuk kombinasi dan peranan yang sama pentingnya bagi kehidupan seperti halnya air dan oksigen. Manusia dapat memakan hasil pertanian atau apa saja yang ada di bumi ini yang dianggap mampu mencukupi kebutuhan dasar manusia akan bahan pangan seperti kacang-kacangan,jagung, roti, daging, ikan, nasi, lemak ikan paus dan lain lain.
Walaupun demikian, kebutuhan makanan sesungguhnya terdiri atas dua tuntutan yang saling berkaitan. Tidak peduli berapa pun banyaknya, makanan tadak akan mampu mempertahankan hidup seseorang, kalau tidak tepat mutunya artinya bahan makanan tersebut tidak mengandung bahan kimia tertentu yang diperlukan oleh tubuh. Demikian pula, makanan bermutu tinggi tidak akan menunjang kehidupan seseorang kalau jumlahnya tidak mencukupi. Diketahui bahwa  banyak makan saja tidak dengan sendirinya mejamin kekuatan dan kesehatan badan, mungkin saja banyak bahan makanan yang bermutu gizi rendah menjadi pengisi perut belaka tanpa menyumbang untuk penyegaran dan pertumbuhan sel-sel serta jaringan-jaringan yang menjadi komponen tubuh manusia. Dengan kata lain orang kenyang makanan, tetapi lapar gizi.
Jumlah makanan diukur berdasarkan kandungan energinya, sedangkan mutu makanan diukur menurut bahan kimianya. Para ahli percaya sekurang-kurangnya 45 nutrien atau gizi yang diperlukan tubuh manusia, ke 45 nutrien ini sangat vital jia salah satu zat tidak ada akan mengakibatkan penyakit dan akhirnya bahkan meninggal.
Arti istilah gizi sendiri yaitu suatu proses yang terjadi  pada makhluk hidup untuk mengambil dan menggunakan zat yang ada dalam makanan dan minuman guna mempertahankan hidup, pertumbuhan, berproduksi dan untuk menghasilkan energi. Kata gizi mempunya arti luas membicarakan gizi berarti berbicara soal pangan, sedang berbicara soal pangan belum tentu berbicara soal gizi.    
             
A.    Pangan Dan Gizi
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhan atas pangan menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan pembangunan nasional. Karena itu, pembangunan pangan dan gizi perlu diposisikan sebagai central of development bagi keseluruhan pencapaian target Millenium Development Goal’s (MDGs) yang menjadi komitmen bersama  (Widyakarya nasional pangan dan gizi IX, 2008).
Pangan  menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang di kenal sebagai zat gizi. Gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh, dan membuat lancarnya pertumbuhan serta memperbaiki jaringan tubuh. Beberapa  zat gizi yang di sediakan oleh bahan pangan tersebut disebut sebagai zat gizi esensial. Semua zat gizi esensial diperlukan untuk memperoleh dan memelihara kesehatan yang baik, pengetahuan terapan tentang kandungan zat gizi dalam pangan yang umum dapat diperoleh penduduk di suatu tempat adalah penting guna  merencanakan, menanam, manyiapkan dan mengkonsumsi makanan seimbang (Suhardjo dkk, 1986).
            Keperluan gizi untuk beberapa zat gizi esensial berkaitan dengan kecepatan pertumbuhan, tahap perkembangan, besarnya tubuh seseorang dan keadaan kesehatan. Demikian halnya untuk keperluan tenaga. Niai energy dalam pangan mempunyai sangkut paut dengan jumlah karbohidrat dan protein serta lemak yang dikandungnya. Pada umunya di Asia Tenggara, pangan dengan kandungan energy yang digunakan tubuh diperoleh dari pangan yang kaya akan karbohidrat yang menyediakan hampir semua kebutuhan anergi adalah pati, biasanya hal ini didapatkan dengan makan nasi, jagung atau akar-akaran dan umbi-umbian yang berpati (Suhardjo dkk, 1986).
Kecukupan pangan manusia dapat didefenisikan secara sederhana sebagai kebutuhan harian yang paling sedikit memenuhi kebutuhan gizi, yaitu sumber kalori dan enegi yang dapat berasal dari semua bahan pangan tetapi biasanya sebagian besar diperoleh dari karbohidrat dan lemak, sumber protein untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan penggantian jaringan, dan sumber vitamin serta mineral. Tetapi perlu diketahui juga bahwa manusia dan juga semua binatang di pengaruhi oleh ransangan indra dari bahan pangan yaitu nilai hedonic dari bahan tersebut. Dimana bahan pangan berlimpah dan banyak pilihan, manusia akan makan pertama untuk kelezatan dan baru yang kedua untuk keperluan gizi (K.A. Buckle dkk, 1987)
Menurut Suhardjo dkk (1986) Gizi dibagi dalam enam kelas utama yaitu ;
1)      Karboidrat
2)      Lemak
3)      Protein
4)      Vitamin
5)      Mineral
6)      Air                                                                                                                    
Karbohidrat merupakan sumber utama zat gizi  asasi yang disebut glukosa. Glukosa ialah suatu jenis gula yang diperoleh secara langsung maupu tidak langsung melalui perubahan kimiawi di dalam tubuh. Karbohidrat bukan hanya pati tetapi meliputi berbagai gula, pectin, desktrin, selulosa (serat), dan glikogen. Karbohidrat terdapat dalam jumlah yang berbeda dibanyak jenis makanan, karbohidrat juga terdapat dalam susu, biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran (F.G. Winanrno, 1993).
Lemak mengandung lebih banyak karbon dan lebih sedikit oksigen dibanding karbohidrat, oleh karena itu lebih banyak mempunyai nilai tenaga. Beberapa lemak juga mengandung fosfor dan nitrogen dalam molekulnya. Salah satu cara manusia menyimpan tenaga dalam tubuhnya untuk penggunaan dikemudian hari adalah dalam bentuk tenaga. Sumber lemak terdapat dalam kelapa, kacang polong, biji wijen, kacang kedelai, jagung dan bahan pangan lain lain  (Suhardjo dkk, 1986).
Protein merupakan molekul yang sangat besar, terbentuk dari banyak asam amino yang terikat bersama. Seperti karbohidrat dan lemak, protein mengandung karbon, hydrogen dan oksigen serta juga berisi nitrogen. Berdasarkan jumlah asam amino yang dikandungnya, maka tidak semua protein mengandung nilai gizi yang sama. Jika manusia makan bebagai hasil tanaman pangan yang cukup untuk menyediakan asam amino yang diperlukan dalam jumlah yang cukup dan kalau asam tersebut diserap ke dalam aliran darah, maka tubuh manusia dapat mengggunakanya untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan protein (Suhardjo dkk, 1986).
Vitamin adalah campuran organik yang harus disediakan bahan makanan. Walaupun sangat penting bagi kesehatan dan pertumbuhan yang normal, namun jumlah vitamin yang dibutuhkan tubuh adalah sedikit. Zat tersebut biasanya di temukan dalam bahan pangan dalam jumlah yang sedikit pula (Suhardjo dkk, 1986).
Mineral digolongkan sebagai zat gizi anorganik di sebut pula sebagai unsur abu dalam pangan karena ternyata bila bahan pangan dibakar, unsure organic akan hilang dan unsure anorganik (abu) yang tersisa dari unsur mineral. Mineral yang terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang cukup banyak, sedikitnya 0,05 % dari bobot tubuh manusia dikenal sebagai mineral makro, yaitu kalsium, Klorin, magnesium, fosfor, kalium, natirum, belerang. Sedangkan mineral yang terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang lebih kecil daripada 0,05 % dari bobot tubuh dikenal  sebagai mineral mikro, yaitu ; kobalt, tembaga, fluorin, besi jodium, mangan dan seng (Suhardjo dkk, 1986).
Air adalah suatu zat gizi yang tidak dapat ditinggalkan namun sering diabaikan dalam peembahasan mengenai gizi. Air digunakan dalam jumlah yang besar baik dalam pangan maupun dalam tubuh manusia dibandingkan dengan zat gizi lainnya. Didasarkan pada bobot tubuh hampir 60 - 70 % tubuh manusia terdiri air (Suhardjo dkk, 1986).
Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja. Oleh karena itu pangan dengan jumlah dan mutu yang memadai harus selalu tersedia dan dapat diakses oleh semua orang pada setiap saat. Bahasan tersebut menggambarkan betapa eratnya kaitan antara gizi masyarakat dan pembangunan pertanian. Keterkaitan tersebut secara lebih jelas dirumuskan dalam pengertian ketahanan pangan (food security) yaitu tersedianya pangan dalam jumlah dan mutu yang memadai dan dapat dijangkau oleh semua orang untuk hidup sehat, aktif, dan produktif (Moh.Indra, 2009)
Globalisasi juga mendorong perubahan pola konsumsi pangan masyarakat yang memerlukan perhatian akan dampaknya terhadap kesehatan. Di samping itu, adanya berbagai isu di masyarakat seperti permasalahan kekurangan gizi dalam bentuk gizi kurang dan gizi buruk, masalah kegemukan atau gizi lebih, serta keamanan pangan juga memerlukan telaah yang komprehensif untuk mencari solusinya, termasuk aspek revitalisasi kelembagaan pangan dan gizi (Widyakarya nasional pangan dan gizi IX, 2008).
Makanan  yang mencukupi zat gizi adalah makanan yang berisi semua zat gizi yang penting dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Walaupun tubuh manusia memerlukan kesemua enam golongan zat gizi yang penting dalam hidupnya, namun tubuh tersebut memerlukan beberapa diantaranya dalam jumlah yang berbeda-beda pada berbagai tahap perkembangannya (Suhardjo dkk, 1986).

B.     Kebutuhan Pangan Dan Gizi
Perkembangan manusia terdiri dari beberapa tahap yang meliputi kehidupan sebelum lahir, kehidupan sewaktu bayi, masa kanak-kanak,  remaja dan masa dewasa. Serta wanita dewasa yang mengalami kehamilan dan menyusui dapat juga ditambahkan sebagai tahap keenam dari pertumbuhan dan perkembangan manusia.
            Cara yang paling baik untuk merencanakan secara efektif bagi seluruh tahap kehidupan adalah memasuki tiap tahap tersebut dengan tubuh yang sehat.
1.      Kebutuhan sebelum lahir dan sewaktu bayi
Laju pertumbuhan sebelum lahir dan sewaktu bayi adalah labih cepat dari pada waktu lain manapun dari kehidupan, kehidupan yang pertama adalah kehidupan yang paling rawan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Suatu janin yang sehat mempunyai peluang yang baik untuk permulaan kehidupan dan bayi yang sehat biasanya dalam usia enam bulan bobot badannya akan bertambah dua kalilipat dari pada waktu lahir. Waktu sebelum dilahirkan dan menjadi bayi merupakan waktu yang paling penting, dimana  jumlah dan kebutuhan pangan demikian pentingnya. Dimulai dari lahir, makanan untuk pemeliharaan kesehatan merupakan faktor yang sama pentingnya.
            Jika bayi dan anak kecil terhalang untuk memperoleh cukup makanan dan zat gizi penting maka perkembangan mental mereka juga akan terganggu. Zat gizi yang tidak disediakan dalam jumlah yang cukup pada waktu sebelum lahir dan sewaktu bayi, akan menimbulkan gangguan dalam pertumbuhan fisik untuk waktu yang cenderung lama. Informasi  tentang zat gizi yang tepat bagi bayi adalah terbatas, namun demikian diperlukan penyediaan yang cukup dari semua  zat gizi esensial. Anak tidak akan mampu mengejar kerusakan mental yang terjadi walaupun disediakan cukup pangan dan zat gizi  yang diperlukan untuk perkembangan mental dan fisik dalam kehidupan setelah itu. Gizi yang baik sewaktu bayi dan masa pertama kanak kanak merupakan sumbangan tetap bagi kehidupan manusia dan membantu memperbaiki fisik maupun kemampuan mental.
2.      Masa kanak kanak
            Pertumbuhan selama  masa kanak-kanak berlangsung dengan kecepatan yang lerbih lambat dari pada pertumbuhan bayi, akan tetapi kegiatan fisik p meningkat. Dengan demikian, perkembangan terhadap besarnya tubuh, kebutuhan zat gizi  pada masa kanak-kanak tetap tinggi.
Makanan yang dikonsumsi anak harus merupakan sumber yang baik akan semua zat gizi yang diperlukan, suatu peraturan yang baik jika menyediakan sekurang-kurangnya tiga zat gizi dalam  jumlah yang cukup banyak. Suatu pangan seperti gula hanya bertindak sebagai sumber energy saja dan dikenal sebagai pangan yang miskin zat gizi.
3.      Remaja
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan puber (seksual). Umumnya pertumbuhan pesat yang mendahului kematangan seksual terjadi pada gadis dengan usia lebih muda dari pada anak laki-laki, dalam masa ini di samping perkembangan organ reproduksi baik pada anak laki laki maupun pada gadis, tinggi dan bobot badannya bertambah,  system kerangka tubuh pertumbuhannya lengkap dan ukuran jantung serta organ pencernaanya bertambah, pada masa kehidupan ini keperluan akan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dewasa sangat besar.
Remaja yang cukup makan, mempunyai tubuh yang berkembang baik dengan tulang lurus, otot kuat, simpanan lemak yang cukup intuk melindungi tubuh dan organnya, kulit yang sehat, rambut yang mengkilat, dan gigi yang keras dan tidak berbau busuk.
4.      Masa dewasa
Jangka waktu orang hidup tergantung dari banyak factor, salah satu factor yang paling penting diantaranya adalah keadaan gizi dalam seluruh kehidupan dari sejak permulaan hingga seterusnya. Walaupun sebagian besar tubuh mengakhiri pertumbuhannya pada masa remaja, ukuran tubuh dan jaringan harus tetap dipelihara. Disamping itu sekurang-kurangnya setengah dari kehidupan masa dewasa yang pertama, baik pria maupun wanita terlibat dalam masa kerja fisik yang kuat. Kerja memerlukan suatu pengeluaran energy tambahan, untuk mengimbangi energy yang digunakan dalam kerja diperlukan cukup pangan yang bergizi. Gizi yang seimbang akan membantu orang tetap
Tidak diketahui banyak tentang kebutuhan gizi untuk kelompok masa dewasa namun pada intinya zat gizi yang penting tetap diperlukan untuk pembaharuan sel dan fungsi tubuh.
BAB III
KESIMPULAN

Keadaan gizi Seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang lama. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi berupa penyakit defisiensi, misalnya penyakit beri-beri karena kekurangan vitamin B1 ataupun kebutaan karena kekurangan vitamin A. Konsumsi suatu zat gizi yang berlebihan juga dapat membahayakan kesehatan misalnya kosumsi energi dan protein yang berlebihan akan menimbulkan kegemukan sehingga tubuh lebih rentan terhadap penyakit berupa kelainan kardiovaskuler. Karena itu untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal mutlak diperlukan sejumlah zat gizi yang harus didapatkan dari makanan dalam jumlah yang sesuai dengan yang dianjurkan setiap harinya (Karyadi dan Muhilal, 1992).
Kecukupan pangan manusia dapat didefenisikan secara sederhana sebagai kebutuhan harian yang paling sedikit memenuhi kebutuhan gizi, yaitu sumber kalori dan enegi yang dapat berasal dari semua bahan pangan tetapi biasanya sebagian besar diperoleh dari karbohidrat dan lemak, sumber protein untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan penggantian jaringan, dan sumber vitamin serta mineral. Tetapi perlu diketahui juga bahwa manusia dan juga semua binatang di pengaruhi oleh ransangan indra dari bahan pangan yaitu nilai hedonic dari bahan tersebut. Dimana bahan pangan berlimpah dan banyak pilihan, manusia akan makan pertama untuk kelezatan dan baru yang kedua untuk keperluan gizi (K.A. Buckle dkk, 1987)
Menurut Suhardjo dkk (1986) Gizi dibagi dalam enam kelas utama yaitu ;
a)      Karboidrat
b)      Lemak
c)      Protein
d)     Vitamin
e)      Mineral
f)       Air

DAFTAR PUSTAKA

Abu dan Nur, 2001. Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Astawan Made. 2008. Sehat Dengan Sayur. Jakarta: PT Dian Rakyat.
Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Heri, 2008. Modul Pendidikan Jasmani, Surakarta: CV Hayati.
Jalaluddin Rakhmat. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
Nana, Ahmad. 2007. Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
Ronny, 2003, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Buana Printing
Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar yea :

SMS Gratis

Cara Buat Widget Ini