BAB
I
PENDAHULUAN
Masalah gizi pada
hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak
dapat dilakukan melalui pelayanan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab
timbulnya masalah gizi adalah multifactor, oleh karena pendekatan
penanggulangannya harus melibatkan berbagai factor terkait (Supriasa, 2001).
Masalah gizi disebabkan
oleh 2 faktor utama yaitu asupan gizi yang rendah dan penyakit infeksi. Asupan
gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, selain itu
asupan gizi juga bisa diSebabkan oleh pola asuh yang tidak tepat sehingga anak
mendapatkan asupan gizi yang rendah akibatnya anak akan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Factor lain yang juga sangat berpengaruh adalah
lingkungan dan pelayanan kesehatan (Rachmi Untoro, 2004).
Keadaan gizi Seseorang
merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang lama.
Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi berupa penyakit
defisiensi, misalnya penyakit beri-beri karena kekurangan vitamin B1 ataupun
kebutaan karena kekurangan vitamin A. Konsumsi suatu zat gizi yang berlebihan
juga dapat membahayakan kesehatan misalnya kosumsi energi dan protein yang
berlebihan akan menimbulkan kegemukan sehingga tubuh lebih rentan terhadap
penyakit berupa kelainan kardiovaskuler. Karena itu untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal mutlak diperlukan sejumlah zat gizi yang harus
didapatkan dari makanan dalam jumlah yang sesuai dengan yang dianjurkan setiap
harinya (Karyadi dan Muhilal, 1992).
Adanya pola konsumsi
makan yang kurang baik akan mengakibatkan gangguan pada tubuh yang menyebabkan
tubuh kurang gizi sehingga dapat menyebabkan timbulnya gangguan fungsional
yaitu: menurunnya kecerdasan, menurunnya produktivitas kerja, naiknya frekuensi
terkena penyakit dan meningkatnya kesakitan dan kematian.
BAB
II
PEMBAHASAN
Untuk kelangsungan
hidupnya manusia memerlukan kebutuhan yang asasi yang sering disebut kebutuhan
dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia ini dapat berbeda satu dengan yang
lainnya bergantung pada tingkat peradaban manusia. Setiap manusia memerlukan
bahan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Dengan menggunakan bahan
makanan, manusia membangun sel sel tubuhnya dan menjaganya agar tetap sehat dan
berfungsi sebagaimana mestinya. Makanan adalah bahan bakar yang menyebabkan
dapat bekerjanya mesin tubuh manusia. Bahan makanan pada umumnya terdiri atas
zat zat kimia, baik yang terbentuk secara alami maupun secara sintetis dalam berbagai bentuk kombinasi dan
peranan yang sama pentingnya bagi kehidupan seperti halnya air dan oksigen.
Manusia dapat memakan hasil pertanian atau apa saja yang ada di bumi ini yang
dianggap mampu mencukupi kebutuhan dasar manusia akan bahan pangan seperti
kacang-kacangan,jagung, roti, daging, ikan, nasi, lemak ikan paus dan lain
lain.
Walaupun demikian,
kebutuhan makanan sesungguhnya terdiri atas dua tuntutan yang saling berkaitan.
Tidak peduli berapa pun banyaknya, makanan tadak akan mampu mempertahankan
hidup seseorang, kalau tidak tepat mutunya artinya bahan makanan tersebut tidak
mengandung bahan kimia tertentu yang diperlukan oleh tubuh. Demikian pula,
makanan bermutu tinggi tidak akan menunjang kehidupan seseorang kalau jumlahnya
tidak mencukupi. Diketahui bahwa banyak
makan saja tidak dengan sendirinya mejamin kekuatan dan kesehatan badan,
mungkin saja banyak bahan makanan yang bermutu gizi rendah menjadi pengisi
perut belaka tanpa menyumbang untuk penyegaran dan pertumbuhan sel-sel serta
jaringan-jaringan yang menjadi komponen tubuh manusia. Dengan kata lain orang
kenyang makanan, tetapi lapar gizi.
Jumlah makanan diukur
berdasarkan kandungan energinya, sedangkan mutu makanan diukur menurut bahan
kimianya. Para ahli percaya sekurang-kurangnya 45 nutrien atau gizi yang
diperlukan tubuh manusia, ke 45 nutrien ini sangat vital jia salah satu zat
tidak ada akan mengakibatkan penyakit dan akhirnya bahkan meninggal.
Arti istilah gizi
sendiri yaitu suatu proses yang terjadi
pada makhluk hidup untuk mengambil dan menggunakan zat yang ada dalam
makanan dan minuman guna mempertahankan hidup, pertumbuhan, berproduksi dan
untuk menghasilkan energi. Kata gizi mempunya arti luas membicarakan gizi
berarti berbicara soal pangan, sedang berbicara soal pangan belum tentu
berbicara soal gizi.
A.
Pangan
Dan Gizi
Pangan merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhan atas pangan menjadi hak
asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk melaksanakan pembangunan nasional. Karena itu, pembangunan
pangan dan gizi perlu diposisikan sebagai central of development bagi
keseluruhan pencapaian target Millenium Development Goal’s (MDGs) yang menjadi
komitmen bersama (Widyakarya nasional
pangan dan gizi IX, 2008).
Pangan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang di
kenal sebagai zat gizi. Gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur
proses dalam tubuh, dan membuat lancarnya pertumbuhan serta memperbaiki
jaringan tubuh. Beberapa zat gizi yang
di sediakan oleh bahan pangan tersebut disebut sebagai zat gizi esensial. Semua
zat gizi esensial diperlukan untuk memperoleh dan memelihara kesehatan yang
baik, pengetahuan terapan tentang kandungan zat gizi dalam pangan yang umum
dapat diperoleh penduduk di suatu tempat adalah penting guna merencanakan, menanam, manyiapkan dan
mengkonsumsi makanan seimbang (Suhardjo dkk, 1986).
Keperluan gizi untuk beberapa zat
gizi esensial berkaitan dengan kecepatan pertumbuhan, tahap perkembangan,
besarnya tubuh seseorang dan keadaan kesehatan. Demikian halnya untuk keperluan
tenaga. Niai energy dalam pangan mempunyai sangkut paut dengan jumlah
karbohidrat dan protein serta lemak yang dikandungnya. Pada umunya di Asia
Tenggara, pangan dengan kandungan energy yang digunakan tubuh diperoleh dari
pangan yang kaya akan karbohidrat yang menyediakan hampir semua kebutuhan
anergi adalah pati, biasanya hal ini didapatkan dengan makan nasi, jagung atau
akar-akaran dan umbi-umbian yang berpati (Suhardjo dkk, 1986).
Kecukupan pangan
manusia dapat didefenisikan secara sederhana sebagai kebutuhan harian yang
paling sedikit memenuhi kebutuhan gizi, yaitu sumber kalori dan enegi yang dapat
berasal dari semua bahan pangan tetapi biasanya sebagian besar diperoleh dari
karbohidrat dan lemak, sumber protein untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan
penggantian jaringan, dan sumber vitamin serta mineral. Tetapi perlu diketahui
juga bahwa manusia dan juga semua binatang di pengaruhi oleh ransangan indra
dari bahan pangan yaitu nilai hedonic dari bahan tersebut. Dimana bahan pangan
berlimpah dan banyak pilihan, manusia akan makan pertama untuk kelezatan dan
baru yang kedua untuk keperluan gizi (K.A. Buckle dkk, 1987)
Menurut Suhardjo dkk
(1986) Gizi dibagi dalam enam kelas utama yaitu ;
1) Karboidrat
2) Lemak
3) Protein
4) Vitamin
5) Mineral
6) Air
Karbohidrat merupakan
sumber utama zat gizi asasi yang disebut
glukosa. Glukosa ialah suatu jenis gula yang diperoleh secara langsung maupu
tidak langsung melalui perubahan kimiawi di dalam tubuh. Karbohidrat bukan hanya
pati tetapi meliputi berbagai gula, pectin, desktrin, selulosa (serat), dan
glikogen. Karbohidrat terdapat dalam jumlah yang berbeda dibanyak jenis
makanan, karbohidrat juga terdapat dalam susu, biji-bijian, kacang-kacangan,
buah-buahan dan sayuran (F.G. Winanrno, 1993).
Lemak mengandung lebih
banyak karbon dan lebih sedikit oksigen dibanding karbohidrat, oleh karena itu
lebih banyak mempunyai nilai tenaga. Beberapa lemak juga mengandung fosfor dan
nitrogen dalam molekulnya. Salah satu cara manusia menyimpan tenaga dalam
tubuhnya untuk penggunaan dikemudian hari adalah dalam bentuk tenaga. Sumber
lemak terdapat dalam kelapa, kacang polong, biji wijen, kacang kedelai, jagung
dan bahan pangan lain lain (Suhardjo dkk,
1986).
Protein merupakan
molekul yang sangat besar, terbentuk dari banyak asam amino yang terikat
bersama. Seperti karbohidrat dan lemak, protein mengandung karbon, hydrogen dan
oksigen serta juga berisi nitrogen. Berdasarkan jumlah asam amino yang
dikandungnya, maka tidak semua protein mengandung nilai gizi yang sama. Jika
manusia makan bebagai hasil tanaman pangan yang cukup untuk menyediakan asam
amino yang diperlukan dalam jumlah yang cukup dan kalau asam tersebut diserap
ke dalam aliran darah, maka tubuh manusia dapat mengggunakanya untuk memenuhi
kebutuhan tubuh akan protein (Suhardjo dkk, 1986).
Vitamin adalah campuran
organik yang harus disediakan bahan makanan. Walaupun sangat penting bagi
kesehatan dan pertumbuhan yang normal, namun jumlah vitamin yang dibutuhkan
tubuh adalah sedikit. Zat tersebut biasanya di temukan dalam bahan pangan dalam
jumlah yang sedikit pula (Suhardjo dkk, 1986).
Mineral digolongkan
sebagai zat gizi anorganik di sebut pula sebagai unsur abu dalam pangan karena
ternyata bila bahan pangan dibakar, unsure organic akan hilang dan unsure
anorganik (abu) yang tersisa dari unsur mineral. Mineral yang terdapat dalam
tubuh dalam jumlah yang cukup banyak, sedikitnya 0,05 % dari bobot tubuh
manusia dikenal sebagai mineral makro, yaitu kalsium, Klorin, magnesium,
fosfor, kalium, natirum, belerang. Sedangkan mineral yang terdapat dalam tubuh
dalam jumlah yang lebih kecil daripada 0,05 % dari bobot tubuh dikenal sebagai mineral mikro, yaitu ; kobalt,
tembaga, fluorin, besi jodium, mangan dan seng (Suhardjo dkk, 1986).
Air adalah suatu zat
gizi yang tidak dapat ditinggalkan namun sering diabaikan dalam peembahasan
mengenai gizi. Air digunakan dalam jumlah yang besar baik dalam pangan maupun
dalam tubuh manusia dibandingkan dengan zat gizi lainnya. Didasarkan pada bobot
tubuh hampir 60 - 70 % tubuh manusia terdiri air (Suhardjo dkk, 1986).
Rendahnya konsumsi
pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh
terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja.
Oleh karena itu pangan dengan jumlah dan mutu yang memadai harus selalu
tersedia dan dapat diakses oleh semua orang pada setiap saat. Bahasan tersebut
menggambarkan betapa eratnya kaitan antara gizi masyarakat dan pembangunan
pertanian. Keterkaitan tersebut secara lebih jelas dirumuskan dalam pengertian
ketahanan pangan (food security) yaitu tersedianya pangan dalam jumlah dan mutu
yang memadai dan dapat dijangkau oleh semua orang untuk hidup sehat, aktif, dan
produktif (Moh.Indra, 2009)
Globalisasi juga
mendorong perubahan pola konsumsi pangan masyarakat yang memerlukan perhatian
akan dampaknya terhadap kesehatan. Di samping itu, adanya berbagai isu di
masyarakat seperti permasalahan kekurangan gizi dalam bentuk gizi kurang dan
gizi buruk, masalah kegemukan atau gizi lebih, serta keamanan pangan juga
memerlukan telaah yang komprehensif untuk mencari solusinya, termasuk aspek
revitalisasi kelembagaan pangan dan gizi (Widyakarya nasional pangan dan gizi IX,
2008).
Makanan yang mencukupi zat gizi adalah makanan yang
berisi semua zat gizi yang penting dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Walaupun tubuh manusia memerlukan kesemua enam golongan zat
gizi yang penting dalam hidupnya, namun tubuh tersebut memerlukan beberapa
diantaranya dalam jumlah yang berbeda-beda pada berbagai tahap perkembangannya
(Suhardjo dkk, 1986).
B.
Kebutuhan
Pangan Dan Gizi
Perkembangan manusia
terdiri dari beberapa tahap yang meliputi kehidupan sebelum lahir, kehidupan
sewaktu bayi, masa kanak-kanak, remaja
dan masa dewasa. Serta wanita dewasa yang mengalami kehamilan dan menyusui
dapat juga ditambahkan sebagai tahap keenam dari pertumbuhan dan perkembangan
manusia.
Cara yang paling baik untuk
merencanakan secara efektif bagi seluruh tahap kehidupan adalah memasuki tiap
tahap tersebut dengan tubuh yang sehat.
1. Kebutuhan
sebelum lahir dan sewaktu bayi
Laju pertumbuhan
sebelum lahir dan sewaktu bayi adalah labih cepat dari pada waktu lain manapun
dari kehidupan, kehidupan yang pertama adalah kehidupan yang paling rawan untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Suatu janin yang sehat mempunyai peluang yang
baik untuk permulaan kehidupan dan bayi yang sehat biasanya dalam usia enam
bulan bobot badannya akan bertambah dua kalilipat dari pada waktu lahir. Waktu
sebelum dilahirkan dan menjadi bayi merupakan waktu yang paling penting,
dimana jumlah dan kebutuhan pangan
demikian pentingnya. Dimulai dari lahir, makanan untuk pemeliharaan kesehatan
merupakan faktor yang sama pentingnya.
Jika bayi dan anak kecil terhalang
untuk memperoleh cukup makanan dan zat gizi penting maka perkembangan mental
mereka juga akan terganggu. Zat gizi yang tidak disediakan dalam jumlah yang
cukup pada waktu sebelum lahir dan sewaktu bayi, akan menimbulkan gangguan
dalam pertumbuhan fisik untuk waktu yang cenderung lama. Informasi tentang zat gizi yang tepat bagi bayi adalah
terbatas, namun demikian diperlukan penyediaan yang cukup dari semua zat gizi esensial. Anak tidak akan mampu
mengejar kerusakan mental yang terjadi walaupun disediakan cukup pangan dan zat
gizi yang diperlukan untuk perkembangan
mental dan fisik dalam kehidupan setelah itu. Gizi yang baik sewaktu bayi dan
masa pertama kanak kanak merupakan sumbangan tetap bagi kehidupan manusia dan
membantu memperbaiki fisik maupun kemampuan mental.
2. Masa
kanak kanak
Pertumbuhan selama masa kanak-kanak berlangsung dengan kecepatan
yang lerbih lambat dari pada pertumbuhan bayi, akan tetapi kegiatan fisik p
meningkat. Dengan demikian, perkembangan terhadap besarnya tubuh, kebutuhan zat
gizi pada masa kanak-kanak tetap tinggi.
Makanan yang dikonsumsi
anak harus merupakan sumber yang baik akan semua zat gizi yang diperlukan,
suatu peraturan yang baik jika menyediakan sekurang-kurangnya tiga zat gizi
dalam jumlah yang cukup banyak. Suatu
pangan seperti gula hanya bertindak sebagai sumber energy saja dan dikenal
sebagai pangan yang miskin zat gizi.
3. Remaja
Pada masa remaja terjadi
pertumbuhan puber (seksual). Umumnya pertumbuhan pesat yang mendahului
kematangan seksual terjadi pada gadis dengan usia lebih muda dari pada anak
laki-laki, dalam masa ini di samping perkembangan organ reproduksi baik pada
anak laki laki maupun pada gadis, tinggi dan bobot badannya bertambah, system kerangka tubuh pertumbuhannya lengkap
dan ukuran jantung serta organ pencernaanya bertambah, pada masa kehidupan ini
keperluan akan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dewasa sangat besar.
Remaja yang cukup
makan, mempunyai tubuh yang berkembang baik dengan tulang lurus, otot kuat,
simpanan lemak yang cukup intuk melindungi tubuh dan organnya, kulit yang
sehat, rambut yang mengkilat, dan gigi yang keras dan tidak berbau busuk.
4. Masa
dewasa
Jangka waktu orang
hidup tergantung dari banyak factor, salah satu factor yang paling penting
diantaranya adalah keadaan gizi dalam seluruh kehidupan dari sejak permulaan
hingga seterusnya. Walaupun sebagian besar tubuh mengakhiri pertumbuhannya pada
masa remaja, ukuran tubuh dan jaringan harus tetap dipelihara. Disamping itu
sekurang-kurangnya setengah dari kehidupan masa dewasa yang pertama, baik pria
maupun wanita terlibat dalam masa kerja fisik yang kuat. Kerja memerlukan suatu
pengeluaran energy tambahan, untuk mengimbangi energy yang digunakan dalam
kerja diperlukan cukup pangan yang bergizi. Gizi yang seimbang akan membantu
orang tetap
Tidak diketahui banyak
tentang kebutuhan gizi untuk kelompok masa dewasa namun pada intinya zat gizi
yang penting tetap diperlukan untuk pembaharuan sel dan fungsi tubuh.
BAB
III
KESIMPULAN
Keadaan gizi Seseorang
merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang lama.
Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi berupa penyakit
defisiensi, misalnya penyakit beri-beri karena kekurangan vitamin B1 ataupun
kebutaan karena kekurangan vitamin A. Konsumsi suatu zat gizi yang berlebihan
juga dapat membahayakan kesehatan misalnya kosumsi energi dan protein yang
berlebihan akan menimbulkan kegemukan sehingga tubuh lebih rentan terhadap
penyakit berupa kelainan kardiovaskuler. Karena itu untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal mutlak diperlukan sejumlah zat gizi yang harus
didapatkan dari makanan dalam jumlah yang sesuai dengan yang dianjurkan setiap
harinya (Karyadi dan Muhilal, 1992).
Kecukupan pangan
manusia dapat didefenisikan secara sederhana sebagai kebutuhan harian yang
paling sedikit memenuhi kebutuhan gizi, yaitu sumber kalori dan enegi yang
dapat berasal dari semua bahan pangan tetapi biasanya sebagian besar diperoleh
dari karbohidrat dan lemak, sumber protein untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan
penggantian jaringan, dan sumber vitamin serta mineral. Tetapi perlu diketahui
juga bahwa manusia dan juga semua binatang di pengaruhi oleh ransangan indra
dari bahan pangan yaitu nilai hedonic dari bahan tersebut. Dimana bahan pangan
berlimpah dan banyak pilihan, manusia akan makan pertama untuk kelezatan dan
baru yang kedua untuk keperluan gizi (K.A. Buckle dkk, 1987)
Menurut Suhardjo dkk
(1986) Gizi dibagi dalam enam kelas utama yaitu ;
a)
Karboidrat
b)
Lemak
c)
Protein
d)
Vitamin
e)
Mineral
f)
Air
DAFTAR
PUSTAKA
Abu dan Nur, 2001. Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Astawan Made. 2008. Sehat Dengan Sayur. Jakarta: PT
Dian Rakyat.
Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Heri, 2008. Modul Pendidikan Jasmani, Surakarta: CV
Hayati.
Jalaluddin Rakhmat. 2007. Metode Penelitian
Komunikasi. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
Nana, Ahmad. 2007. Media Pengajaran. Jakarta: Sinar
Baru Algensindo.
Ronny, 2003, Metode Penelitian Untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis. Jakarta: Buana Printing
Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar yea :