Rabu, 18 Mei 2011

Bahasa Isyarat


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi dapat dilakukan tanpa penggunaan kata-kata. Komunikasi yang dilakukan tanpa penggunaan kata-kata disebut komunikasi non verbal, yaitu dengan menggunakan bahasa isyarat atau gerak tubuh. Oleh karena isyarat gerak tubuh itu digunakan untuk menyampaikan pesan dalam komunikasi, maka komunikasi itu disebut sebagai bahasa isyarat.
Isyarat-isyarat yang dapat dipahami dalam komunikasi itu berupa penggunaan kata-kata maupun bukan kata-kata. Komunikasi yang menggunakan kata-kata disebut dengan komunikasi verbal, sedangkan komunikasi yang dilakukan tanpa penggunaan kata-kata disebut komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal dapat dilakukan antara lain dengan gerak tubuh, penampilan fisik, bunyi-bunyian dan sentuhan. Gerak bagian tubuh itu berfungsi sebagai isyarat dalam komunikasi.
Bertentangan dengan pendapat banyak orang, pada kenyataannya belum ada bahasa isyarat internasional yang sukses diterapkan. Bahasa isyarat unik dalam jenisnya di setiap negara. Bahasa isyarat bisa saja berbeda di negara-negara yang berbahasa sama. Contohnya, Amerika Serikat dan Inggris meskipun memiliki bahasa tertulis yang sama, memiliki bahasa isyarat yang sama sekali berbeda (American Sign Language dan British Sign Language). Hal yang sebaliknya juga berlaku. Ada negara-negara yang memiliki bahasa tertulis yang berbeda (contoh: Inggris dengan Spanyol), namun menggunakan bahasa isyarat yang sama.
Untuk Indonesia, sistem yang sekarang umum digunakan adalah Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang sama dengan bahasa isyarat America (ASL - American Sign Language).



B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat kami rumuskan tentang masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Pengertian Bahasa Isyarat.
2.      Hubungan Antara Bahasa Isyarat dan Bahasa Verbal.
3.      Perbedaan Bahasa Isyarat dan Bahasa Verbal.
4.      Bahasa Isyarat Sebagai Bahasa Perantara.
5.      Bahasa Isyarat Indian Plains.
6.      Bahasa Isyarat Amerika.
7.      Sistem Isyarat Bahasa Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa Isyarat.
Bahasa isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara, untuk berkomunikasi. Kaum tunarungu adalah kelompok utama yang menggunakan bahasa ini, biasanya dengan mengkombinasikan bentuk tangan, orientasi dan gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan pikiran mereka. Pengertian lain mengatakan bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri.
Berikut adalah salah satu gambar abjad isyarat dari Amerika Serikat yang digunakan di Indonesia juga.
Image


Bentuk-bentuk gerak tubuh yang dapat berperan dalam komunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat disebut kinesika (kinesics). Birdwhistell (Burgoon dan Seine, 1978 : 54) menyebutkan bahwa terdapat delapan wilayah tubuh yang dapat melakukan kegiatan bermakna. Kedelapan wilayah tubuh tersebut ialah :
1.      Kepala.
2.      Muka.
3.      Leher.
4.      Bahu.
5.      Lengan tangan dan pergelangan.
6.      Telapak tangan dan jari.
7.      Pinggang, pinggul dan bagian kaki sampai mata kaki.
8.      Bagian kaki di bawah mata kaki.
Apabila dipadukan kedelapan wilayah tubuh itu, dapat membentuk ratusan ribu variasi gerak. Bagian muka saja dapat digunakan unutk membuat 250.000 macam ekspresi. Bahasa isyarat dibuat berdasarkan varias-variasi wilayah tubuh itu.
Salah satu variasi bahasa isyarat adalah emblem. Emblem merupakan tindakan sengaja untuk membuat bahasa isyarat yang memiliki padanan pesan dalam bahasa verbal. Makna emblem biasanya sudah diketahui secara konvensional dalam budaya tertentu. Emblem sering digunakan untuk menggantikan bahasa verbal apabila bahasa verbal tidak dapat disampaikan karena faktor-faktor tertentu. Misalnya di ruangan yang gaduh dan ramai, penggunaan bahasa verbal tidak efektif.

B. Hubungan Bahasa Isyarat dan Bahasa Verbal.
Dalam penerapannya, bahasa isyarat berhubungan erat dengan bahasa verbal. Hubungan tersebut dapat dikemukakan dalam enam fungsi (Burgoon dan Seine, 1978 : 10) diantaranya sebagai berikut :
1. Fungsi Perangkapan (redundancy).
Bahasa isyarat dapat digunakan untuk menyampaikan pesan bersamaan dengan penyampaian pesan itu secara verbal.

2. Fungsi Pengganti (substitution).
Penyampaian pesan kadang-kadang tidak perlu dikatakan dengan keras, tetapi cukup dilakukan dengan bahasa isyarat.
3. Fungsi Pelengkap (complementation).
Fungsi pelengkap itu berkaitan dengan fungsi pengganti. Bahasa isyarat dapat digunakan untuk melengkapi apa yang disampaikan secara verbal.
4. Fungsi Penekanan (emphasis).
Bahasa isyarat sering digunakan untuk memberikan penekanan pada apa yang dibicarakan secara verbal. Seseorang dapat menegaskan penolakannya terhadap tawaran orang lain dengan menggerakkan tangan.
5. Fungsi Pertentangan (contradiction).
Fungsi kontradiksi bahasa isyarat sering dapat diamati dalam lelucon atau dalam percakapan yang lebih serius. Penyampaian pesan yang bermakna ya diiringi dengan gerak tangan yang mengisyaratkan pesan tidak menimbulkan kesan lucu.
6. Fungsi Pengaturan (regulation).
            Bahasa isyarat dapat digunakan untuk mengatur bila seseorang harus berbicara, berapa lama dapat menyampaikan pesan kepada peserta percakapan, dan untuk menentukan topik yang akan dibahas. Seorang peserta percakapan dapat pula mencegah orang lain yang ingin menyela percakapannya dan mengarahkan perhatian mereka dengan memakai bahasa isyarat.
            Meskipun keenam fungsi tersebut menunjukkan pentingnya komunikasi dengan bahasa isyarat dalam hubungannya dengan bahasa yang disampaikan secara verbal, bahasa isyarat tidak harus dipandang lebih rendah daripada bahasa yang disampaikan secara verbal. Pada kenyataannya, sebagian orang menganggap bahasa isyarat sebagai bahasa alternatif yang dapat digunakan seperti halnya bahasa yang disampaikan secara verbal.

C. Perbedaan Bahasa Isyarat dan Bahasa Verbal.
Pemakaian bahasa isyarat tidak dapat disamakan dengan pemakaian bahasa verbal. Namun, pada situasi lain bahasa isyarat lebih cocok dipakai daripada bahasa verbal. Kedua jenis bahasa itu memiliki perbedaan. Berdasarkan pemakaiannya, keduanya dapat dibedakan menurut cirri-ciri bahasa (language characteristics) dan cirri-ciri pesan (message characteristics). Berdasarkan ciri bahasa, bahasa verbal dan bahasa isyarat berbeda dalam empat hal, yaitu :
1.      Kaidah Gramatika.
2.      Meta bahasa.
3.      Acuan waktu.
4.      Penyebutan sesuatu yang tidak ada.
Salah satu ciri penting bahasa adalah bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan pesan mengenai bahasa itu sendiri. Kemampuan bahasa untuk menjelaskan dan menunjukkan bahasa itu sendiri disebut metabahasa. Dari kalimat pernyataan ini salah dapat ditangkap pesan bahwa pernyataan dibuat untuk pernyataan.
System bahasa verbal dapat digunakan untuk menyampaikan pesan yang mengacu ke masa lalu, masa kini dan masa datang. Dalam bahasa Inggris, pesan itu dapat dilakukan dengan memakai verba dalam kala lampau (past tense). Berbeda dengan bahasa verbal, bahasa isyarat terbatas untuk menyampaikan pesan yang mengacu ke masa kini. Dari segi keleleuasaan untuk menunjukkan waktu, bahasa isyarat lebih terbatas daripada bahasa verbal.
Berdasarkan ciri isi, bahasa verbal dan bahasa isyarat dapat dibedakan dalam empat hal, yaitu :
1.      Jenis isi.
2.      Keragaman pesan.
3.      Keterlibatan indera secara langsung.
4.      Spontanitas.
Isi bahasa isyarat biasanya dikaitkan dengan perasaan. Yaitu perasaan pada diri sendiri dan pada orang lain. Berbeda dengan unsur bahasa isyarat, yang unsurnya verbal dan dapat dipisahkan. Selain itu bahasa isyarat dapat mengandung pesan yang beragam. Berbeda dengan bahasa isyarat, bahasa verbal dapat digunakan untuk menyampaikan pesan bermakna tunggal.
Bahasa verbal juga dapat merangsang indera secara langsung. Isyarat yang dilakukan dengan gerak tangan dan bagian tubuh yang lain dapat melibatkan berbagai syaraf penginderaan penerima pesan. Juga dapat dilakukan secara spontan.

D. Bahasa Isyarat Sebagai Bahan Perantara.
Bahasa isyarat mulai mendapat perhatian yang cukup serius sebagai bahasa alamiah yaitu pada dasawarsa 1960-an. Itupun terjadi di Amerika Serikat. Di Amerika, perubahan penting dalam pendidikan anak-anak tunarungu telah terjadi. Penekanan tetap diberikan pada pemerolehan bahasa Inggris tulis dan sebagai akibatnya banyak lembaga mengembangkan program bahasa Inggris isyarat (Signed English). Bahasa itu merupakan suatu cara untuk menghasilkan tanda-tanda yang sesuai  dengan kata-kata dalam kalimat bahasa Inggris, dalam urutan kata bahasa Inggris. Bahasa Inggris isyarat dirancang untuk membantu keberhasilan interaksi antara penderita tunarungu dan masyarakat yang dapat mendengar.
Walaupun demikian, bahasa Inggris isyarat bukanlah bahasa Inggris dan bahasa isyarat di Amerika. Ketika digunakan untuk menghasilkan versi nyata kalimat bahasa Inggris lisan, bahasa Inggris Isyarat memerlukan dua kali cara penghasilan kalimat itu dalam bahasa inggris atau bahasa isyarat Amerika. Oleh karena itu, dalam prakteknya, versi ujaran nyata jarang dapat dihasilkan dan sering muncul bentuk baru, yang menggunakan isyarat-isyarat kata dan urutan kata bahasa inggris yang tidak lengkap.
Komunikasi total ialah konsep pendidikan bagi kaum tunarungu yang menganjurkan digunakannya semua bentuk media komunikasi untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Penerapan komunikasi total itu bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dalam segala aspek. Oleh karena itu, komponen komunikasi total terdiri atas berbicara, membaca, membaca ujaran, menulis, menyimak, berisyarat, dan berabjad jari.
Selain itu komunikasi total mengandung dua macam isyarat, yaitu isyarat konseptual dan isyarat struktural. Isyarat konseptual memiliki ciri yaitu sebagai berikut : satu isyarat melambangkan sebuah konsep, dalam isyarat tidak dapat isyarat imbuhan dan isyarat bentukan, urutan kata tidak menentukan makna kalimat, dan system isyarat tidak harus tepat sama dengan bahasa verbal. Isyarat struktural terdapat isyarat imbuhan dan isyarat bentukan, urutan kata menentukan makna kalimat dan system isyarat harus tepat sama dengan system bahasa verbal.

E. Bahasa Isyarat Indian Plains
Sejauh ini belum diketahui di mana dan bilamana Bahasa Isyarat Indian Plains itu bermula. Ada dugaan bahasa Isyarat Indian Plains berasal dari daerah padang terbuka Plains, yang membentang dari daerah Texas sampai Sungai Missouri dan kawasan Dakota Utara, Wyoming, dan Montana sampai ke Pegunungan Rocky. Dugaan itu didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa isyarat itu tersebar kea rah utara dan barat daerah itu pada abad ke-19 abad ke-20. Oleh karena itu, kerumitan dan penggunaannya secara meluas oleh suku-suku Indian. Bahasa Isyarat Indian Plains diduga sudah berusia beberapa abad. Kesimpulan itu didasarkan pada pengamatan yang dilaporkan oleh peneliti bangsa Spanyol yang bernama Nunez Cabeza de Vaca (Ferguson dan Heath, 1981 : 188).
Tahun 1956 orang-orang yang sudah tua banyak yang menguasai Bahasa Isyarat Indian Plains. Di antara lima orang yang menguasai, empat di antaranya berusia di atas 60 tahun. Pemakai yang lebih muda jarang ditemui kecuali di daerah Crows, Arapahoes, dan Cheyennes Utara.
Bahasa Isyarat Indian Plains memiliki struktur. Struktur bahasa isyarat itu diwujudkan dalam bentuk pasangan isyarat (signs) dengan acuan (reference). Isyarat dan acuan itu berhubungan dengan makna tertentu dalam pikiran para pemakai. Hubungan lambing dan makna dalam bahasa isyarat dapat bersifat kesemenaan (arbitrary). Lambing itu memiliki makna yang dapat dipahami karema pemakaiannya sudah diajari untuk menghubungkan makna itu dengan lambing tersebut.
Bahasa Isyarat Indian Plains, juga banyak memakai perwujudan makna berdasarkan isyarat dan gerak tubuh. Namun, sebagian makna tidak dapat diwujudkan secara fisik. Meski perwujudan fisik itu dapat dilakukan, pemakai dapat menentukan pilihan bagaimana perwujudan itu dapat dilakukan dan aspek acuan apa yang harus diwujudkan dalam isyarat itu.

F. Bahasa Isyarat Amerika.
Bahasa Isyarat Amerika atau juga disebut Ameslan (American Sign Language) dipakai oleh sekitar 500.000 penduduk Amerika Serikat. Bahasa Isyarat Amerika merupakan bahasa non-bahasa Inggris yang menempati urutan ketiga dalam pemakaiannya (setelah bahasa Spanyol dan bahasa Italia) di Amerika. Besarnya jumlah pemakai itu dapat dikatakan luar biasa sebab sejauh ini penggunaan Bahasa Isyarat Amerika kurang digalakkan dikebanyakan sekolah luar biasa untuk penyandang tunarungu. Secara historis tidak banyak guru penyandang tunarungu yang mengetahui tentang Bahasa Isyarat Amerika, dan sebagian di antara mereka memandangnya bukan bahasa.
Bahasa Isyarat Amerika sebenarnya ialah sejenis “ versi bahasa Inggris yang disertai isyarat gerak”. Secara historis, Bahasa Isyarat Amerika berkembang dari Bahasa Isyarat Perancis yang digunakan di sekolah luar biasa di Paris yang didirikan dalam abad ke-18. Pada awal abad ke-19, seorang guru sekolah itu bernama Laurent Clerc diundang ke Amerika oleh seorang kepala lembaga gereja Amerika yang bernama Thomas Galaudet. Selain ditugasi mengajar anak-anak tunarungu, Clerc juga mengajar guru-guru yang lain. Sejak saat itu, Bahasa Isyarat hasil impor yang dipadukan dengan ciri-ciri bahasa isyarat alamiah itu digunakan oleh kaum tunarungu Amerika. Asal usul Amerika dan para pemakai bahasa isyarat Inggris (bukan bahasa Inggris isyarat) tidak memiliki bahasa isyarat yang sama. Bahasa Isyarat Amerika dan Bahasa Isyarat Inggris merupakan dua bahasa yang berbeda dan tidak dapat diperlukan sebagai versi bahasa Inggris lisan yang kebetulan melibatkan penggunaan tangan.
1. Struktur Isyarat
Pendapat bahwa bahasa isyarat alamiah berhubungan dengan gerak isyarat tangan merupakan pendapat yang salah. Untukmenghasilkan bentuk-bentuk linguistik dalam Bahasa Isyarat Amerika, para pemakai menggunakan 4 kunci pokok informasi visual. Keempat kunci itu biasanya digolongkan sebagai bentuk, arah, tempat dan gerak. Seperti halnya dengan bahasa lisan alamiah, keempat kunci itu disebut parameter artikulatoris.

2. Makna Isyarat.
Isyarat dalam Bahasa Isyarat Amerika secara salah sering dianggap sebagai ‘gambaran’ obyek-obyek atau tindakan-tindakan yang diacu. Banyak orang masih menganggap bahwa bahasa tunarungu itu merupakan pantomime atau pengolahan mimik muka. Pengertian yang salah itu biasanya disertai dengan mitos bahwa bahasa isyarat seperti Bahasa Isyarat Amerika mengandung sejumlah isyarat primitif yang hanya dapat digunakan untuk mengacu ke wujud dan tindakan yang nyata, tetapi bukan pada sesuatu yang tidak nyata.
System komunikasi visual dapat mempunyai bentuk-bentuk yang mempunyai dasar ikonis. Ikon merupakan perwujudan lambing yang secara fisik sama dengan obyek yang diwakili. Dengan demikian, dalam pemakaian Bahasa Isyarat Amerika, seorang pemakai isyarat dapat menghasilkan perwujudan ikonis untuk mengacu ke sesuatu yang ditemui untuk pertama kalinya, atau sesuatu yang jarang dibicarakan.

G. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia.
Isyarat Bahasa Indonesia didefenisikan sebagai media komunikasi dengan dan di antara kaum tunarungu yang berwujud gerakan tangan yang disusun secara sistematis untuk melambangkan bahasa Indonesia. Sistem isyarat itu disebut Isyarat Bahasa Indonesia (Isyando), yang melambangkan bahwa bahasa Indonesia mengandung arti agar dapat diharapkan dalam mengemban semua fungsi bahasa Indonesia, mencerminkan karakteristik budaya, sosial, dan ekologi bangsa Indonesia.
Dari segi tata bahasa, Isyando mengacu ke kaidah bahasa Indonesia dengan segenap tatanannya. Isyando dibentuk secara sistematis karena mengacu ke satu sistem tertentu. Setiap isyarat memiliki komponen-komponen, hubungan antar komponen, dan hubungan antara isyarat yang satu dengan isyarat yang lainnya secara teratur. Komponen utama yang menentukan makna ialah gerak tangan dan gerak badan lainnya berfungsi sebagai penunjang. Isyando digunakan oleh orang yang dapat mendengar dan antara kaum tunarungu dengan tunarungu.
Isyarat Bahasa Indonesia dikembangkan oleh Tim Pengembang Isyando dengan mengikuti beberapa langkah. Yang penilaian hasilujicoba penerapan Isyando itu menghasilkan beberapa kesimpulan.
v  Isyando sebagai komponen komunikasi total memiliki kelayakan sebagai salah satu media komunikasi dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
v  Isyando dapat diterima di antara kaum tunarungu yang terkabung dalam Gerkatin.
v  Sebagian besar isyarat dalam rancangan pertama sudah memenuhi criteria yang meliputi wujud maupun makna isyarat.
v  Keselarasan gambar dan deskripsi, dan keselarasan antara gambar dan deskripsi perlu disempurnakan.
1. Komponen dan Lingkup Isyando.
Isyando mengandung 2 komponen yang bersifat visual. Komnponen pertama berfungsi membedakan makna, sedangkan komponen kedua berfungsi sebagai penunjang.
Komponen pembeda makna meliputi penampil, tempat, arah dan frekuensi. Penampil adalah tengan atau bagian tangan yang digunakan untuk membentuk isyarat. Tempat adalah bagian badan yang menjadi tempat awal isyarat dibentuk atau arah akhir isyarat. Arah adalah arah penampil isyarat ketika dibuat. Frekuensi adalah sejumlah gerak yang dilakukan pada waktu isyarat dibentuk.
Komponen penunjang yang tampil bersamaan dengan komponen meliputi mimik muka, gerak tubuh, kecepatan gerakan, dan kelenturan gerak. Mimik muka memberikan makna tambahan atau tekanan terhadap pesan isyarat yang disampaikan.



Isyando meliputi 3 macam isyarat, yaitu :
v  Isyarat Pokok, yaitu isyarat yang melambangkan sebuah kata atau konsep yang dibentuk dengan komponen pembeda makna.
v  Isyarat Tambahan, yaitu isyarat yang melambangkan awalan, akhiran dan partikel. Isyarat awalan dibentuk dengan tangan kanan sebagai penampil dan telapak tangan kiri sebagai tempat. Isyarat akhiran dan partikel dibentuk dengan tangan kanan sebai penampil, bertempat di buka dada dan mengarah ke kanan.
v  Isyarat Bentukan, merupakan isyarat yang dibentuk dengan menggabungkan isyarat pokok dan isyarat tambahan, mengulang isyarat pokok dan menggabungkan dua isyarat pokok atau lebih.
Aturan yang dipakai dalam penerapan Isyando mengikuti aturan pemakaian bahasa verbal. Aturan itu adalah sebagai berikut :
v  Urutan isyarat menentukan keseluruhan pesan yang disampaikan.
v  Jeda diisyaratkan dengan penghentian sejenak di antara isyarat-isyarat yang dibuat.
v  Intonasi dilambangkan dengan mimik muka, gerakan bagian tubuh yang lain, kelenturan dan kecepatan gerak. Tanda baca diisyaratkan dengan tangan kanan sebagai penampil berupa tanda baca imajiner di udara.


BAB III
PENUTUP

Bahasa isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara, untuk berkomunikasi. Kaum tunarungu adalah kelompok utama yang menggunakan bahasa ini, biasanya dengan mengkombinasikan bentuk tangan, orientasi dan gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan pikiran mereka.
Bertentangan dengan pendapat banyak orang, pada kenyataannya belum ada bahasa isyarat internasional yang sukses diterapkan. Bahasa isyarat unik dalam jenisnya di setiap negara. Bahasa isyarat bisa saja berbeda di negara-negara yang berbahasa sama. Contohnya, Amerika Serikat dan Inggris meskipun memiliki bahasa tertulis yang sama, memiliki bahasa isyarat yang sama sekali berbeda (American Sign Language dan British Sign Language). Hal yang sebaliknya juga berlaku. Ada negara-negara yang memiliki bahasa tertulis yang berbeda (contoh: Inggris dengan Spanyol), namun menggunakan bahasa isyarat yang sama.
Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang baku merupakan salah satu media bantu kaum tunarungu dalam bermasyarakat. Wujudnya adalah tatanan sistematis tentang seperangkat isyarat jari, tangan dan berbagai gerak yang melambangkan kosakata Bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Kristal-Kristal Ilmu Bahasa/ bahasa isyarat Bab 17

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar yea :

SMS Gratis

Cara Buat Widget Ini