KATA
PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam
kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya
makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini kami
membahas “Ruang Lingkup Filsafat Ilmu”, suatu permasalahan yang membahas
tentang kajian-kajian ruang lingkup dari filsafat ilmu.
Makalah ini dibuat
dalam rangka memperdalam pemahaman masalah Ruang Lingkup dari Filsafat Ilmu
dimana akan di bahasa mengenai ilmu sebagai objek kajian Filsafat, Pengertian
Filsafat dan Tujuan dari Filsafat Ilmu.
Dalam proses Pembuatan
makalah ini , tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran,
untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan :
* Bapak/Ibu Dosen yang telah membimbing
kami dalam pembuatan makalah ini.
* Teman-teman semua yang telah ikut
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Demikian makalah ini
saya buat kami harapkan kritik dan saran dari pembaca semoga makalah ini meberi
manfaat bagi kita semua.
Bone-Bone, 20 April 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………. i
Daftar Isi …………………………………………………………………. ii
Bab I Pendahuluan ………………………………………………………. 1
Bab II Pembahasan ………………………………………………………. 2
A.
Ilmu Sebagai Objek Kajian Filsafat ……………………………… 2
B.
Pengertian Filsafat …………………………………………………. 3
C.
Tujuan Filsafat Ilmu ………………………………………………. 4
Bab III Kesimpulan ………………………………………………………... 5
Daftar Pustaka …………………………………………………………….. 6
BAB
1
PENDAHULUAN
Pengetahuan
dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu, dan
berfilsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui
apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti
berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan
yang tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengkoreksi diri,
semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran
yang dicari telah kita jangkau.
Ilmu
merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak kita lahir sampai kita meninggal.
Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang pada diri kita sendiri,
apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu?apakah ciri-ciri yang hakiki
yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan
ilmu?bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang
benar?kriteria apa yang kita pakai dalam menentukan kebenaran ilmu?mengapa kita
mesti mempelajari ilmu?dan seterusnya.
Seorang
yang berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang
telah diketahuinya, mengakui kelemahan dan sempitnya ilmu yang dimilikinya. Dia
diumpamakan seorang yang berpijak dibumi sedang menengadah kelangit yang penuh
bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi. Atau
seorang yang berada dipuncak gunung memandang lembah dan jurang dibawahnya. Dia
ingin menyimak kehadirannya dengan kesemestaan yang ditatapnya.
Karakteristik
berfikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak
puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin
melihat hakikat ilmu dalam konsentrasi pengetahuan yang lain. Dia ingin tahu
kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu dengan agama dan ingin yakin apakah ilmu
itu membawa kebahagiaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
ILMU SEBAGAI OBJEK KAJIAN FILSAFAT
Pada
dasarnya , setiap ilmu memiliki dua macam objek , yaitu objek material dan
objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan,seperti
tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran.
Filsafat
sebagai proses berpikir yang sistematis dan radil juga memiliki objek material
dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang
ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak.
Objek
material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris,yang ada
dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan adapun, objek formal,dan rasional
adalah sudut pandang yang menyeluruh,radiakl,dan rasional tentang segala yang
ada.setelah berjalan beberapa lama kajian yang terkait dengan hal yang empiris
semakain bercabang dan berkembang, sehingga menimbulkan spesialisasi dan
menampakkan kegunaan yang peraktis.inilah peruses terbentuknya ilmu secara
bersenambungan .Will Durant mengibaratkan filsafat bagaikan pasukan mariner
yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri.
Karena
itu, filsafat oleh para filosofi disebut sebagai induk ilmu. Sebab,dari
filsafat lah, ilmu-ilmu moderen dan konten pontemporer berkembang, sehingga
manusia dapat menikmati ilmu dan sekaligus buahnya,yaitu teknologi.
Dalam
taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan,tetapi sudah menjadi
sektoral. Contohnya, filsafat agama, filsafat hokum, dan filsafat ilmu adalah
bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak
dalam satu bidang tertentu.
Di
sisilain, perkembangan ilmu yang sangat cepat tidak saja membuat ilmu semakin
jauh dari induknya,tetapi juga mendaorong munculnay arogansi dan bahkan kompartementalisasi
yang tidak sehat antara satu bidang ilmu dengan yang lain. Tugas filsafat di
antaranya adalah menyatukan visi keilmuan itu sendiri agar tidak terjadi
bentrokan antara berbagi kepentingan. Felsafat sepatutnya mengukuti alur
filsafat, yaitu objek material yang didekati lewat pendekatan radiakal,
menyeluruh dan rasional dan begitu juga sifat pendekatan spekulatif dalm
filsafat sepatutnya merupakan bagian dari ilmu
B.
PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat
dalam bahasa inggris, yaitu: philosophy, adapun istilah filsafat berasal
dari bahasa yunani : philosophia, yang
terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan,tetarik kepada)
dan sophos (‘hikmah’, kebijaksanaan,pengetahuan,keterampilan, pengalaman,
intelignasi) orangnya disebut filosof yang dalam bahasa arab disebut failasuf2.
Harun
nasution bependapat bahwa istilah filsafat berasal dari bahasa arab karena
orang arab lebih dulu dating dan sekaligus mempengaruhi bahasa Indonesia dari
pada orang dan bahasa inggris.oleh karena itu dia konsisten menggunakan kata
falsfat,
Pengertian
filsafat secara terminologi sangat beragam,baik dalam ungkapan maupun titik
tekanannya. Bahkan,moh hatta dan langeveld mengatakan bahwa definisi filsafat
tidak perlu diberiakan karena setiap orang memiliki titik tekan sendiri dalam
definisinay oleh Karen itu seseorang meneliti filsafat terlebih dahulu kemudian
menyimpulkan sendiri Harun nasutiaomn berpendapat bahwa istilah filsafat
berasal dari bahasa Arab karena orang arab lebih dulu datang dan sekaligus
mempengaruhi bangsa indonesia daripada orang dan bangsa inggris. Oleh karena
itu,dia konsisten menggunakan kata falsafat,bukan filsafat. Buku-bukunya
mengenai”filsafat” ditulis dengan falsafat,seperti falsafat agama dan falsafat
dan mistisisme dalam islam.
C.
TUJUAN FILSAFAT ILMU
Tujuan filsafat ilmu
adalah:
1.
Mendalami unsur-unsur pokok ilmu,
sehingga secara menyeluruh kita dapat memeahami sumber, hakikat dan tujuan
ilmu.
2.
Memahami sejarah pertumbuhan,
perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai bidang,sehingga kita mendapat
gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
3.
Menjadi pedoman bagi para dosen dan
mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan
persoalan yang ilmiah dan nonilmiah.
4.
Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman
untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
5.
mempertegas bahwa dalam persoalan
sumberdan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.
BAB
III
KESIMPULAN
Berfilsafat
bisa dilakukan oleh setiap orang. Seseorang yang berfilsafat pada hakikatnya
sedang mempelajari dirinya sendiri. Karena seseorang yang berfilsafat pada
penghujung petualangannya dengan suatu tindakan berpikir yang menggunakan akal
budi untuk mencari dan menemukan menemukan kebenaran hakiki.
Tetapi
kebenaran ini sangat bersifat relatif bergantung kapasitas ilmu dan pengetahuan
yang dimilikinya. Semakin kaya seseorang dengan ilmu dan pengalaman maka
semakin luas pula ruang lingkup filsafat yang akan dia jangkau.
Dengan
berfilsafat seharusnya seseorang akan lebih mengerti hakikat kehadirannya dalam
kehidupan didunia ini, yang pada akhirnya akan menyadarkan bahwa dirinya adalah
makhluk kecil yang tiada berdaya dengan segala keterbatasan ditengah semesta
keluasan dan kemahakuasaan Tuhan yang Maha Esa. Seorang teman pernah mengatakan
”seseorang tak akan bisa menguasai semuanya, tetapi ”sesuatu” pasti dimiliki
setiap orang.
DAFTAR
PUSTAKA
Jujun S. Suriasumantri (2007). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Misnal Munir (2004). Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Saidihardjo (2006). Diktat Kuliah Filsafat Ilmu. UNY
Masniah, Dkk., Makalah
“Sejarah Perkembangan Ilmu”, STAI Rakha, Amuntai, 2009
Paul Strathern, Seri Ide Besar “Archimedes & Titik Tumpu”, Erlangga, Jakarta, 2002
Paul Strathern, 90
Menit Bersama Aristoteles, Erlangga, Jakarta, 2001
http://imheyhang.blogspot.com/2011/04/ruang-lingkup-filsafat-ilmu.html
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar yea :