Senin, 11 Juli 2011

Lahan Perkebunan Kaet Ditanami Jagung

LAHAN PERKEBUNAN KARET
DITANAMI JAGUNG

Membudidayakan tanaman jagung pada perkebunan karet, yang ditanam pada saat tanaman karet berusia maksimal 2 tahun, dapat memberikan hasil produksi yang dapat mengatasi kerawanan pangan, dan mensukseskan program swasembada jagung tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman karet. Selain itu juga membantu program revitalisasi karet, dengan sendirinya pemeliharaan tanaman karet juga semakin intensif. Pandapatan petani meningkat karena dapat memperoleh penghasilan dengan melakukan panen jagung paling tidak 3 kali setahun.

1.   BUDIDAYA KARET
a. Benih
Benih okulasi digunakan untuk peremajaan diperkebunan rakyat dan perkebunan besar. Kualitas dan standar mutu benih harus diperhatikan mulai dari biji untuk batang bawah sampai benih karet yang siap ditanam dilapangan. Penggunaan benih yang unggul sangat berpengaruh terhadap produksi lateks dikemudian hari.
Untuk batang bawahnya, benih okulasi diperoleh dari benih asal biji. Batang bawah harus merupakan induk yang diperoleh dari pembiakan generatif yang masih muda. Sebaiknya, biji yang digunakan berupa biji karet yang berasal dari pohon induk yang berumur minimal 10 tahundan asal klon diketahui secara pasti. Tanaman untuk batang bawah ditanam 1-1,5 tahun sebelum di okulasi, garis tengah tanaman batang bawah harus sudah mencapai 2,5 cm. Bibit terawat dengan baik, tidak terserang hama penyakit, batang lurus, dan berakar lurus.
Batang atas atau mata mata okulasi diambil dari tanaman yang berasal dari kebun okulasi (Kebun entres) yang sudah dimurnikan dan terawat dengan baik dan sehat. Tanaman batang atas harus diketahui asalnya dan berasal dari klon anjuran untuk mempermudah menentukan hasil akhir okulasi. Umur batang atas hampir sama dengan umur tanaman batang bawah. Dari batang atas inilah akan dihasilkan sedapan yang baik. Benih yang siap ditanam dapat berupa stum mata tidur dan benih dalam polybag.
Stum mata tidur yang siap tanam harus mempunyai akar tunggang yang lurus, tidak bercabang atau tidak berbentuk garpu, dan tidak melingkar serta mempunyai akar-akr lateral 5-10 cm. Panjang akar tunggang minimal 35 Cm. Pertautan mata okulasi sempurna dan masih hidup. Stum masih segar,bila ditoreh masih mengelurkan lateks dan bebas darin serangan jamur akar putih dan umur stum tidak lebih dari 12 bulan.
Sedangkan benih dalam polybag yang siap tanam memiliki tinggi daun pertama diukur dari pertautan okulasi sampai titik tumbu > 25 cm dengan diameter minimal 8 mm yang diukur pada ketinggian 10 cm daripertautan okulasi, daun hijau segar (tidak menguning) dan sehat (tidak terserang hama penyakit).
Disamping benih yang ditanam langsung, siapkan juga benih untuk sulaman sebanyak 5% dari jumlah yang akan ditanam.
Jarak tanam (dalam susunan segitiga) benih okulasi tergantung dari umur dan jenis benih.
a) Benih satu tahun : 35 cm X 35cm X 50 cm. Jumlah benih = 34.080 benih/ha.
b) Benih dua tahun : 45 cm X 45 cm X 50, Jumlah benih = 17.756 benih/ha.
c) Benih stump tinggi : 70 cm X 70 cm X 90 cm, jumlah benih = 15.756 benih/ha.
d)Stump tinggi : 90 cm X 90 cm X 90 cm, jumlah benih = 13.686 benih/ha.
e) Stump okulasi mata tidur dan stump mini : 30 Cm X 30 Cm, jumlah benih = 74.420 benih/ha
b. Kesesuaian Lahan
Tanaman pada barisan tanaman jagung sebaiknya diberi kapur pertanian selebar 20 cm, dengan dosis antar 500-1000 kg/ha. Jumlah benih yang diperlukan adalah sekitar 16 kg/ha, sedangkan pada karakter umur lebih dari satu tahun adalah sekitar 11 kg/ha.
c.  Pemeliharaan
·      Pemeliharaan tanaman jagung yang utama adalah pengendalian gulma, pemupukan dan pengendalian hama penyakit.
·      Pengendalian gulma secara manual dilakukan 4 dan 6 minggu setelah tanam.
·      Pupuk dasar yang digunakan adalah urea sebanyak 1,7 grm/ lubang tanam, SP36 sebanyak 2,1 grm/ lubang tanam, dan KCL sebanyak 1,7 grm/lubang tanam. Pupuk dasar diberikan dengan cara tunggal dikiri dan kanan lubang jagung.
·      Hama penting pada tanaman jagung adalah lalat bibit, ulat agrotis, ulat daun prodenia, ulat tongkol (H. Armigera) dan babi. Lalat bibit, ulat agrotis dan ulat daun dapat dicegah dengan pemberian insektisida yang berbahan aktif Carbofuran pada saat tanam. Pengendalian ketiga jenis hama ini dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida yang berbahan aktif endosulfan. Untuk mengendalikan ulat tongkol dapat mengendalikan insektisida yang berbahan aktif antara lain fentoat, deltametrin, dan endosulfan.
d.    Panen
Jagung umumnya dapat dipenen pada umur 90-95 hari setelah tanam. Tanda-tanda fisik yang dapat dipakai sebagai pegangan adalah warna kerobot mulai menguning, biji kering dan mengkilap. Panen jagung untuk konsumsi dapat dilakukan pada kadar air biji antara 25-35%, jika biji akan digunakan sebagai benih biji tersebut dikeringkan terlebih dahulu sehingga kadar airnya dibawah 20% dan pengolaan penyakit dilakukan dengan cara tidak menanam kolon yang rentang didaerah rawan penyakit, pemeliharaan tanaman dengan baik, dan penyemprotan fungisida pada waktu mulia membentuk daun baru.
2.      BUDIDAYA JAGUNG
Varietas jagung yang digunakan dapat berasal dari benih hibrida atau komposit. Jagung ditanam pada awal musim hujan.
a.    Jarak Tanam
Jarak tanam jagung adalah 20 sampai 25 cm X 70 cm sampai 80 cm. Atau dengan populasi total antara 71.500 dan 50.000 tanaman/ha. Jika tanaman jagung ditanam secara tumpang sari dengan padi gogo, maka tanaman jagung ditanam dengan jarak tanam antar 200 cm, sampai 250 cm X 25 cm, tergantung jarak tanam karet, sehingga kerapatan tanaman jagung adalah sekitar 20.000/ha tanaman karet.
Jumlah barisan jagung yang dapat ditanam digawang karet umur satu tahun, pada jarak tanam karet 6 m X 3m , dengan jarak tanam jagung 20 cm X 80 cm adalah 6 baris atau populasi sekitar 50.000 tanaman/ha. Jarak barisan jagung terluar dengan barisan karet adalah 1 M. Pada karet yang berumur lebih dari 1 tahun, jarak tersebut dilebarkan menjadi 1,5 m, sehingga jumlah barisan tanaman jagung dengan jarak tanaman 25 cm X 75 cm, didalam gawang karet adalah 5 baris atau populasi 33.500 tanaman/ha.

b.    Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara tugal, dan setiap lubang tanaman diisi benih 1 beji, dua minggu sebelum karet agar berproduksi dengan baik dan masa produksinya sampai 30 tahun, harus ditanaman pada keadaan tanah dan iklim (agroklimat) tepat. Kesesuaian lahan tanaman karet seperti tabel berikut :



No
Parameter
Penilaian Parameter


Baik
Sedang
Buruk
1
Ketinggian tempat
0-200 m
200-400 m
> 4000 m
2
Curah Hujan
1500-3000mm/thn
1500-3000mm/thn
> 3000 mm/thn
3
Jumlah Bulan Kering
< 3 Bulan
3-4 Bulan
> 5 Bulan
4
Kelembaban Nisbi ((RH)
70-80 %
80-90 %

5
Kecepatan angin/dengan pendekatan pohon yang tumbang atau mengalami patah batang atau cabng karena angin hingga umur 15 tahun.
< 10%
≤30 km/jam
11-20% 30-50km/jam
>20%
>50km/jam
6
Topografi (Kemiringan)
0-10%
10-20%
>20%
7
Jeluk efektif
> 100 Cm
45-100cm
<45 cm
8
Batuan dipermukaan dan didalam tanah
0-15%
15-40%
> 40%
9
Drainase tanah
sedang
Cepat, lambat
Sangat cepat, sangat lembat
1
Tekstur
Lempung, berpasir liat berpasir
Lempung berpasir, liat (50-70%)
Liat (>70%), pasir, lempungberpasir

pH tanah
4,3-5,0
5,0-6,5
<4,3
>6,5

c.    Penanaman
Penaman tanaman karet dilakukan pada awal musim penghujan, yaitu dimulai pada bulan september, sehingga saat tersebut merupakan awal yang baik untuk memulai penanaman dan berakhir sebelum musim kemarau.
1)    Persiapan bahan tanam yang akan dipakai menentukan cara penanaman karet dilapangan. Apabila bahan tanaman berupa stum mata tidur, maka mata okulasi harus sudah membengkak/mentis. Hal ini dapat diperoleh dengan cara menunda waktu pencabutan bibit minimal seminggu sejak dilakukan penyerongan/ pemotongan batang bawah. Sedangkan, jika bahan tanam yang dipakai adalah bibit yang sudah ditumbuhkan di polybag, maka sebaiknya bahan yang dipakai maksimum memiliki dua payung daun tua, bibit karet dalam polybag yang siap ditanam kelapangan ditandai dengan payung daun terakhir sudah tua.


2)    Cara penanaman
Stum mata tidur
Penanaman dilakukan dengan cara memasukkan benih ketengah-tengah lubang tanam kemudian ditimbun dengan tanah bagian bawah (sub-soil). Arah mata okulasi diseragamkan menghadap gawan pada tanh rata, sedangkan pada tanah yang berlerang mata okulasi diarahkan bertolak belakang dengan dinding teras. Pemadatan tanah dilakukan secara bertahap sehingga timbunan padat dan kompak, tidak ada rongga udara dan lubang tanam. Lubang tanam ditimbun sampai penuh, sampai permukannya rata dengan tanah disekelilingnya. Kepadatan yang baik ditandai dengan tidak goyang dan tidak dapat dicabutnya stum yang ditanam.
Benih dalam Polybag
Kantong polybag dibuka dengan hati-hati agar media tanam tidak pecah. Benih diletakkan ditengah-tengah lubang tanam. Kemudian ditimbun dengan tanah bagian bawah (sub-soil) dan selanjutnya dengan tanah bagian atas (top-soil). Pemadatan tanah dilakukan dengan hati-hati mulai bagian pinggir kearah tengah, cukup dengan tangan, agar media tanam tidak pecah. Tanah pada bagian tanaman dibuat cembung untuk menghindari air hujan  agar tidak menggenang.
3)         Penyulaman
Benih yang baru ditanam harus diperiksa setiap 1-2 minggu, selama 3 bulan pertama setelah penanaman. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi tanaman. Benih yang mati segera disulam agar populasi tanaman dapat dipertahankan. Penyulaman dilakukan dengan bahan tanam yang relatif seumur dengan tanaman yang disulam. Hal ini dilakukan dengan selalu menyediakan polybag sekitar 10% dari populasi tanam.
4)    Pembungan tunas palsu dan tunas cabang
Tunas cabang tumbuh bukan dari mata okulasi disebut tunas palsu. Tunas ini banyak tumbuh pada bahan tanam stum mata tidur. Tunas palsu harus dibuang dengan cara pemotongan, dan dapat dilakukan sebelum tunas palsu mulai berkayu. Pembuangan tunas palsu ini akan mempertahankan kemurnian klon yang ditanam.
Tunas cabang adalah tunas yang tumbuh pada batang utama pada ketinggian sampai dengan 2,75 m – 3,0 m darri atas tanah. Pembuangan tunas cabang dilakukan sebelum tunas berkayu.
5)         Pembentukan percabangan
Percabangan yang seimbang pada tajuk tanaman karet sangat penting, untuk menghindari kerusakan oleh angin. Perangsangan percabangan sangat perlu dilakukan pada klon yang sulit membentuk percabangan.  (GTI, RRIM 600),sedangkan pada klon yang lain seperti PB 260, RRIC 100, percabangan mudah terbentuk sehingga tidakperlu perangsang.
Perangsang percabangan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan penyanggulan, pengguguran daun, atau pengerataan batang. Cara yang paling banyak direkomendasikan adalah cara penyanggulan.
d.         Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan saat tanaman berumur 1-2 tahun. Jangan lakukan penyulaman dalam keadaan terik matahari. Jika kematian disebabkan bakteri/jamur, berikan bakterisida/fungisida pada tanah bekas bibit yang mati. Pertanaman karet yang mati hanya disulam maksimal 5% untuk penyiangan, dilakukan dengan manual, (tangan/kored/cangkul) atau secara kimia sebanyak 2-3 kali dalam satu tahun.
Pemupukan sebaiknya dilakukan pada waktu pergantian musim antara musim hujan kemusim kemarau (jangan dilakukan dimusim hujan) berikut ini dosis pupuk untuk tanaman yang belum menghasilkan, yang ditanam pada tanah ultisol (podsolik metarah kuning).


Umur (Bulan)
Urea/N(g/pohon/aplikasi)
DS/P(g/pohon/apliaksi
KCL/(g/pohon/aplikasi
3
21,37
31,87
13
9
43,47
63,94
26
15
65,21
95,92
36
21
86,95
127,89
52
27
108,69
159,86
65

e.       Analisa Usaha Tani
Bila jagung ditanam pada karet yang kurang dari satu tahun dengan jarak tanam 25 x 80 cm, populasinya sekitar 30.000 sampai 50.000 tanaman. Bila satu tanaman jagung hasilnya 0,5 kg, maka hasilnya minimal 15 Ton. Dan bila 1 kg harganya 3000-, maka akan diperoleh hasil kotor paling tidak Rp. 45.000.000,- untuk setiap hektar. Belum dikurangi biaya pupuk dan tenaga tanam. Selama 1 bulan bisa 3 x tanam.

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar yea :

SMS Gratis

Cara Buat Widget Ini