Jumat, 31 Desember 2010

MY DIARY


Kugores lagi lembaran ini demi sebuah cetusan hati. Kurangkai abjad menjadi kata dan kata menjadi kalimat, lalu lengkaplah sebuah wacana tulisku dalam diary ini.
Tuhan, kulalui hari ini – lagi-lagi – dalam lumrah. Palu batinku terasa lesu lemah ‘tuk sekedar mengetuk tembok keangkuhan nurani ini. Semarak kebangkitan PutraMu malam ini berpapasan telak dengan diam nubariku. Hati ini masih hati yang sama.
Kutatap jam dinding di kamarku. Sudah jauh melangkah ia meninggalkan hari kemarin, namun aku masih tetap yang sama. Hati ini bagai jam mati, tak berdetak. Seketika, kesadaran lain mengusik nuraniku: bukankah goresan ini merupakan bukti bahwa aku masih menyadari keberadaanku? Benar. Tetapi aku menyadarinya sebagai kekosongan. Pada-Mu aku mengaku, aku belum beralih. Pada sunyinya malam aku mendesah lirih: sampai kapan “istirahat panjang” ini berakhir?
Aku belum bisa tidur. Kucoba memejamkan mata, namun tak sanggup. Aku menyerah. Kubangun dan menggores kisah ini biar abadi terkenang. Jujur kuakui, ada pesona lain yang telah kutempatkan di sisi lain bilik hatiku. Hanya aku yang tahu itu. Tidak juga dia. Biar aku mencintai wanitaku ini dalam diamku. Tuhan, mudah-mudahan tidak bertepuk sebelah tangan.
Ingin kuhabiskan malam ini dengan terus berkisah. Namun dengan agak ragu aku membatin: masih ada hari esok….

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar yea :

SMS Gratis

Cara Buat Widget Ini